Laporan: Redaksi

Achsanul Qosasi
EPISODE “drama” kasus proyek wisma atlet masih panjang. Ibarat sebuah sinetron, ceriteranya masih berseri-seri. Bagaimana akhirnya ? Happy ending atau sebaliknya, rakyat silakan menunggu apa yang akan dimainkan sang sutradara. Tapi siapa yah, sutradaranya.
Politisi Partai Demokrat yang juga anggota Komisi III DPR Achsanul Qosasi saat ditemui tubasmedia.com di lobby Gedung Nusantara II DPR dengan setengah bercanda mencoba mengurai “misteri” ketua besar di sekitar kasus wisma atlet itu. “Hidup ini jadi makin dinamis ya? Namanya ketua besar, barangkali saja karena big body, dari postur tubuhnya ha, ha, ha….” katanya.
Menurut Achsanul teki-teki siapa ketua besar di balik kasus itu membuat suasana di DPR penuh dengan aroma saling tebak. Istilah ketua besar mencuat dan menjadi ramai dibicarakan berawal dari adanya BBM (Blackberry Messenger) antara anggota Badan Anggaran (Banggar) Angelina Sondakh dengan Mindo Rosalina Manulang, terdakwa kasus suap proyek pembangunan wisma atlet di Palembang.
Kabar paling anyar ada ancaman pembunuhan yang ditujukan kepada Mindo akibat pernyataannya yang akan membuka siapa sesungguhnya yang dimaksud ketua besar itu. Lantaran itu, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menjamin keselamatan Mindo. Mindo sekarang diinapkan di gedung Komisi Pemberantas Korupsi (KPK).
Achsanul Qosasi menyarankan sebaiknya semua pihak mentaati aturan hukum yang berlaku. Sikap itu akan memberi win-win solution bukan mencari siapa menang siapa kalah dalam masalah tersebut. “Marilah kita ikuti prosesnya lewat koridor hukum. Cara ini dapat meredam kegaduhan politik yang berkepanjangan,” ungkap anggota Komisi III DPR itu. “Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan oleh wakil rakyat !”
Bagaimana jalan keluarnya ? “Penyelesaian masalah dengan memberi solusi yang lebih kreatif akan menambah nuansa dinamika menuju pendewasaan masyarakat,” ujarnya. (rudi kosasih)