Site icon TubasMedia.com

Mengebut Pembangunan

Loading

Oleh: Enderson Tambunan

ilustrasi

PEMBANGUNAN proyek tol Trans Sumatera akan dikebut. Maksudnya, agar prasarana transportasi darat itu dapat lebih cepat dinikmati oleh masyarakat. Dalam pemahaman kita, dengan penggunaan istilah dikebut, berarti akan diupayakan penyelesaian proyek lebih cepat dari target. Perlakuan khusus diberikan untuk proyek ini.

Kalau memang memungkinkan proyek demikian dikebut pembangunannya, maka langkah demikian sungguh tepat. Beragam proyek infrastruktur dikebut pembangunannya. Salah satu di antaranya proyek jalan tol Jakarta – Bandung, menjelang peringatan HUT Konferensi Asia Afrika di Bandung.

Kehadiran fasilitas umum, semacam jaringan jalan antardaerah, memang ditunggu oleh masyarakat. Keberadaannya akan meningkatkan konektivitas penduduk, barang, jasa, investasi, dan modal kerja. Konektivitas yang lancar dan merata jelas akan membantu tumbuhnya perekonomian, sebagai salah satu persyaratan untuk meningkatkan kesejahteraan.

Pulau Sumatera punya beragam potensi, baik itu tambang, perkebunan, pertanian, perikanan, industri, maupun jasa. Jelas potensi-potensi demikian menjadi modal penting dalam upaya meningkatkan daya saing daerah dan masyarakat. Tetapi, potensi itu akan tetap hanya menjadi potensi jika tidak diolah dan didistribusikan ke pasar-pasar di daerah lain, bahkan mancanegara. Mobilitas tersebut membutuhkan prasarana dan sarana, apalagi yang kondisinya mencukupi, mulus dan terkelola dengan baik. Dengan demikian, cukup alasan untuk mengebut pembangunan jalan tol Trans Sumatera.

Transportasi jalan raya di Sumatera yang terkoneksi dengan Pulau Jawa, pernah jaya pada periode 1980-an sampai 1990-an, dengan memanfaatkan jalur tengah Trans Sumatera. Bahkan, kemudian berkembang pula lintas barat, lewat Bengkulu, dan lintas timur, lewat Palembang. Arus penumpang orang dan barang, meningkat. Itu ditandai dengan, antara lain, bertambahnya jumlah perusahaan otobus dan truk angkutan barang, yang melayani ujung utara Sumatera sampai Pulau Jawa. Dari Jakarta ke Medan, perjalanan darat yang amat panjang, membutuhkan waktu dua malam tiga hari. Seiring dengan seringnya rusak sebagian ruas jalan dan tumbuhnya maskapai penerbangan yang menyediakan tarif murah, maka masa jaya angkutan jalan raya Sumatera – Pulau Jawa secara perlahan menurun.

Dengan tersedianya jalan tol, sebagai pendukung Trans Sumatera, kita optimistis angkutan jalan raya umum Sumatera – Pulau Jawa akan kembali bergairah hingga menorehkan kejayaan. Bertambahnya infrastruktur jalan, juga akan meningkatkan bisnis transportasi umum lainnya, seperti, angkutan perdesaan, angkutan antar kota, dan angkutan antarprovinsi.

Meningkatnya konektivitas dengan sendirinya menjadi peluang dan pendukung munculnya usaha-usaha baru, terutama yang tergolong industri kecil dan menengah. Pengusaha bermodal kecil tak ragu lagi untuk memproduksi barang, karena yakin, produknya akan lebih cepat tiba di pasar.

Berkaitan dengan itulah kita mengapresiasi langkah semua pihak untuk mengebut pembangunan proyek tol Trans Sumatera. Langkah tersebut hendaknya terlaksana, supaya tidak sampai muncul kesan hanya sebatas rencana. Masa bakti pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memang tidak lama lagi, karena presiden dan wakil presiden baru, hasil Pilpres 2014, akan dilantik 20 Oktober 2014. Tapi, itu tidak berarti terobosan yang diperlukan masyarakat, harus berhenti.

Kita pun berharap agar pemerintahan baru nanti meneruskan program, mengebut pembangunn proyek agar manfaatnya lebih cepat dirasakan oleh masyarakat. Tentu itu tidak hanya menyangkut proyek tol Sumatera, tapi juga proyek-proyek lainnya. Masih banyak proyek pembangunan, baik itu yang masuk dalam bagian Master Plan Perceoatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), maupun di luar itu. ***

Exit mobile version