Mengapa Industri Baja Domestik Kalah Bersaing?

Loading

642603ec-1f47-403b-b20e-14f
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Industri baja domestik tidak bisa menikmati pertumbuhan permintaan baja dari pelaku bisnis di dalam negeri Kesempatan tersebut justru banyak diniikmati oleh industri baja luar negeri. Mengapa ?

Lantaran itu keadaan terse but PT Krakatau Steel Tbk meminta pemerintah mendukung industri baja dalam negeri dengan melakukan pengawasan lebih ketat terhadap Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek pengadaan pipa baja di industri minyak dan gas.

Industri baja domestik seharusnya bisa menikmati pertumbuhan permintaan baja dari pelaku bisnis. Namun yang terjadi, hal itu justru dinikmati industri baja luar negeri.”Penyebabnya karena kurang keberpihakan perusahaan-perusahaan pemilik proyek kepada industri baja dalam negeri,” kata Komisaris PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Roy E Maningkas dalam keterangannya,kepada wartawan Rabu (29/4/2015).

Menurut Roy pemerintah perlu melakukan pemeriksaan yang mendalam terhadap TKDN dari para penyedia barang dan jasa di industri minyak dan gas, khususnya pada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S), mulai dari proses tender hingga tahapan implementasi.

Contohnya, tambah Roy pada K3S yakni PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), mengizinkan salah satu pabrikan pipa peserta tendernya menggunakan bahan baku baja HRC impor. Sementara pabrikan pipa baja dalam negeri peserta tender lainnya masih konsisten menggunakan bahan baku baja HRC lokal.

Serbuan baja impor yang membanjiri pasar domestik telah menekan harga baja dan mengakibatkan produsen baja nasional sulit bersaing. Kondisi ini akan terus berlanjut, kata Roy jika tidak segera dilakukan pengawasan terhadap implementasi ketentuan tentang Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri.(siswoyo)

CATEGORIES
TAGS