Site icon TubasMedia.com

Mengakomodasi Realitas Baru

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

141114-bb14

APA realitas baru yang muncul dalam tatanan kehidupan ekonomi suatu bangsa, khususnya untuk Indonesia? Ya, Indonesia harus naik kelas sebagai bentuk realitas baru yang harus diperjuangkan bersama oleh seluruh komponen bangsa. Sudah barang tentu, perangai, serta cara berpikir dan bertindak harus berubah manakala kenaikan kelas itu sudah terjadi.

Naik kelas berarti harus tumbuh dan berkembang dengan penuh kematangan dalam berpolitik, berekonomi, dan berbudaya. Mengakomodasi realitas baru itu butuh pendidikan, pengalaman, matang bergaul, dan mampu menyampaikan pikiran-pikiran yang brilian untuk kemajuan bangsa dan negara. Politik, ekonomi, dan budaya adalah alat yang paling canggih untuk membuat bangsa ini hebat. Ketiganya adalah engine of growth. Karena itu, engine ini harus bergerak ke arah yang sama dan berfungsi maksimal untuk membangun kekayaan bangsa.

Ada satu lagi yang sejatinya berfungsi sebagai super engine, yaitu “kepemimpinan” (leadership). Kepemimpinan yang efektiflah yang akan membuat mesin politik, ekonomi, dan budaya dapat bergerak maju secara terpimpin. Tugas kepemimpinannya secara cerdas dan bijaksana harus mampu menjadi penggerak kebijakan politik, kebijakan ekonomi, dan kebijakan budaya. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibangun atas dasar pilar politik, ekonomi, dan budaya. Masyarakat Indonesia yang sebelum MEA terbentuk sebagai komunitas regional juga oleh founding fathers-nya dibangun atas dasar semangat itu, yang bertujuan agar bangsa ini bermartabat dan berperadaban tinggi.

Ada atau tidak ada MEA, atau tidak ada globalisasi dan perdagangan bebas, tiga engine tersebut harus terus bergerak dan digerakkan ke arah yang benar, produktif, saling menghormati, sehingga kekuatan untuk tinggal landasnya terpacu dengan maksimal.

Semangat Kebersamaan

Kebijakan politik, ekonomi, dan budaya bangsa ke depan harus dipersiapkan dengan semangat kebersamaan untuk bisa mengakomodasi setiap perubahan di tingkat regional dan global. Realitas baru di mana Indonesia harus naik kelas sudah menjadi kebutuhan bangsa yang diproyeksikan menjadi bangsa dengan kekuatan ekonomi besar di dunia pada 2050.

Naik kelas harus menghadirkan pemimpin berkaliber dan mempunyai pengaruh besar di dalam negeri maupun di tingkat regional dan global yang mampu menggerakkan perubahan tanpa menimbulkan gejolak yang berarti. Untuk bisa naik kelas juga harus mampu mengakomodasi kebijakan politik, ekonomi, dan budaya luar yang nilainya positif untuk bisa dibanding dengan ketiga kekuatan engine nasional, karena realitasnya juga kita telah mengimpor sistem demokrasi dan desentralisasi.

Di bidang ekonomi, faktanya kita mengimpor sistem liberal secara “murni”, padahal sistem itu menganut kapitalisme yang dinilai bertentangan dengan semangat nasionalisme. Indonesia hampir tidak mungkin kembali ke sistem sosialisme, dan tampaknya pula tidak ada keinginan untuk mengakomodasi sistem liberal seperti yang sekarang dianut paling tidak sejak sekitar 15 tahun yang lalu. Jadi untuk bisa naik kelas, pada engine pertama yang kita sebut sebagai kebijakan politik masih ada komplikasi politik.

Komplikasi ini tentu berpengaruh pada bekerjanya engine kedua, yaitu kebijakan ekonomi. Sementara itu, kebijakan budaya yang berfungsi sebagai “pendistribusi” sistem nilai hakikatnya tetap dapat bekerja, meskipun pada realitanya juga akhirnya tidak dapat berfungsi maksimal untuk memberikan dorongan positif bagi bekerjanya sistem poilitik dan ekonomi akibat engine pertama dan kedua sedang mengalami komplikasi.

Oleh sebab itu, perlu ada jalan tengah agar Indonesia tidak terbelenggu dalam proses untuk bisa naik kelas, karena kita berkejaran dengan waktu dan momentum. Jalan tengah itu penting dan balik lagi harus ada kompromi politik melalui jalan musyawarah mufakat untuk melahirkan kebijakan politik yang tepat untuk bisa men-drive kebijakan ekonomi yang lebih baik, lebih manusiawi, dan lebih adil.

Konstruksi jalan tengah itu, apa rumusannya, ini yang belum ada, kecuali hanya muncul di ruang debat publik. Realitas untuk bisa naik kelas memang membutuhkan dukungan kebijakan politik yang kuat. ***

Exit mobile version