Laporan: Redaksi

Ir. S.M. Doloksaribu, M.Eng.
JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Berbagai kalangan prihatin, karena kasus korupsi, terutama skala besar, masih juga terjadi, walaupun sudah sejak beberapa tahun lalu aktif Indonesia memberantasnya. Mereka mengharapkan pencegahan perilaku korupsi itu ditingkatkan, agar masyarakat tidak sampai kehilangan kepercayaan. Tindak korupsi terjadi karena sifat serakah, dan karena itu, sifat demikian harus dienyahkan.
Ir. S.M. Doloksaribu, M.Eng., Dosen Fakultas Teknik Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta, mengingatkan, korupsi masih terjadi, karena sifat dan motivasi serakah para pelaku masih tinggi.
Oleh karena itu, pendidikan budi pekerti harus digalakkan. Hanya melalui pendidikan budi pekerti sifat serakah, yang ingin menguasai barang yang bukan miliknya, dapat dihilangkan. Pendidikan itu pun harus berjenjang, mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Tak cukup hanya di sekolah dasar dan menengah. Dengan tertanamnya budi pekerti akan dapat ditumbuhkan budaya malu.
Dalam percakapan dengan tubasmedia.com, kemarin, ia mengatakan, langkah berikutnya sistem penganggaran dan lelang pekerjaan pemerintah mesti diperbaiki. Celah-celah yang memungkinkan terjadinya penyelewengan harus benar-benar ditutup. Transparansi harus diikuti oleh pengawasan intensif, baik internal maupun eksternal.
Dikemukakan, yang juga perlu, sistem hukum harus lebih berpihak kepada kepentingan rakyat/publik dan tidak tumpang tindih. Pencegahan, penindakan, hingga pengadilan dan pemasyaratan terpidana koruptor harus sinkron, supaya negara kita bebas dari korupsi dan kita pun berharap masyarakat adil dan sejahtera akan tercapai.
Ia juga mengemukakan, semua instansi yang bergerak dalam penindakan hukum hendaknya lebih serius memberantas korupsi. Upaya penindakan korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang begitu serius, mesti didukung. (der)