Oleh: Fauzi Aziz

ilustrasi
SETELAH merdeka hampir 70 tahun, negeri ini tidak boleh menjadi negara yang gagal mengaktualisasikan dirinya menjadi bangsa yang kuat di dunia. Dasarnya, Indonesia kaya sumber daya alam. Jumlah penduduknya sangat besar, sudah mencapai sekitar 240 juta jiwa dan pada tahun 2035 diperkirakan akan mencapai 300 juta jiwa lebih.
Negara ini harus mempersiapkan masyarakatnya menjadi masyarakat madani yang tingkat kecerdasan dan produktifitasnya tinggi seperti yang dimiliki bangsa-bangsa lain, misal Jepang, Korsel, China dan India di kawasan Asia. Nampaknya sistem pendidikan yang baik dan bekualitas menjadi kata kuncinya.
Indonesia tidak boleh gagal mengelola sistem pendidikannya, baik formal dan non formal. Education was a tool of the state to be used to turn out obedian, loyal, reliable subject who could serve us the basis for the creation of a modern, powerfull nation, second to none (Nicholas Haiducek). Oleh sebab itu, pelaksanaan progam wajib belajar tidak boleh gagal dan semua jenjang pendidikan yang dilakukan negara ini adalah untuk mewujudkan bangsa yang kuat, mandiri dan tidak tergantung pada bangsa lain.
Kalau kita buka kembali sejarah kebangkitan Jepang setelah kalah perang Pasifik sekitar tahun 1940an, sejak era Meiji orang-orang yang paling dihormati dan dihargai adalah kaum intelektual, guru-guru dan cendekiawan. Mereka biasa dikenal dengan sebutan sensei. Sensei adalah orang-orang yang akan dijaga kehormatannya. Mereka dipuja layaknya seorang pahlawan. Jadi pendidikan adalah segala-galanya.
Sangat fondamental dan nampaknya pendidikan menjadi pilar pembangunan kekuatan bangsa yang nilainya amat tinggi. Membangun daya saing ekonomi, daya saing industri dan daya saing sektor pertanian tidak bisa melepaskan diri dari masalah pendidikan ini. Karena itu, tidak boleh salah urus dalam menyelenggarakan pendidikan di negeri ini. Anggaran pendidikan yang tiap tahun dialokasikan sebesar 20% dari total APBN harus mampu melahirkan manusia yang unggul di berbagai bidang ketrampilan dan keahlian untuk mendukung proses industrialisasi, kemajuan ekonomi dan peradaban pada umumnya.
Bangsa China yang digerakkan oleh para tokoh pemimpin perubahan seperti Deng Xioping telah dibuat menjadi bangsa yang dahaga untuk keberlanjutan keberhasilan pembangunan ekonominya untuk kemajuan rakyat dan untuk komunitas global. Obsesinya sangat luar biasa untuk menjadi bangsa yang kuat di dunia dan sekarang terbukti berhasil.
Prestasi sebagai alat ukur legitimitasi dan segala macam bentuk prestasi dapat diwujudkan karena China juga sangat menempatkan pendidikan sebagai pilar dan sekaligus modalitas untuk kebangkitan bangsanya. China terus-menerus menyediakan lingkungan yang kondusif bagi wirausaha tempat bakat baru dapat muncul dan berkembang. Dewasa ini China telah mampu menjadi pemain baru yang kuat secara ekonomi, stabilitas politik yang terjaga dan tidak ada keraguan sedikitpun menampilkan nilai-nilai dirinya pada dunia.
Membangun bangsa yang kuat adalah meningkatkan nilai produktif penduduk agar mampu mengolah kekayaan alamnya sebagai sumber penghidupan. Dengan cara ini ketergantungan terhadap bangsa lain secara bertahap dapat dikurangi tanpa harus menafikkan kerjasama dengan bangsa lain di dunia. ***