Site icon TubasMedia.com

Memaknai Berbagai Macam Keinginan

Loading

Oleh: Benny Hartanto

ilustrasi

MEMILIKI cita-cita itu hukumnya wajib. Akan tetapi perlu diingat bahwa cita-cita hanya akan tercapai setelah seseorang melaksanakan semua pekerjaan yang menjadi kewajibannya dengan baik. Cita-cita harus merupakan tujuan hidup yang benar, yang mengandung perbuatan baik atau budi pekerti yang baik sesuai dengan kehendak Tuhan.

Tidak ada salahnya untuk mengikuti pepatah ini: Gantungkan cita-citamu setinggi langit dan Kejarlah cita-citamu sampai ke negeri Cina. Artinya, boleh memiliki cita-cita setinggi atau seluas mungkin, karena yang akan terpenuhi belum tentu sesuai dengan yang ditargetkan.

Harus bisa membedakan dengan tegas (terutama kalau kemampuan terbatas) dan memprioritaskan antara keinginan dan kebutuhan. Dari tingkat keharusan yang mendesak atau hal yang sangat penting, memenuhi kebutuhan itu lebih utama daripada sekedar memenuhi keinginan. Walaupun kadang-kadang perbedaan antara keinginan dan kebutuhan bisa tipis.

Mewujudkan keinginan

Agar suatu keinginan dan cita-cita dapat terwujud atau menjadi kenyataan, syaratnya adalah menetapi semua syarat yang harus dipenuhi sesuai dengan keinginan itu. Misalnya, kalau mau lulus ujian, ya harus belajar, kalau mau terampil ya harus berlatih, kalau mau sukses ya harus berjuang, dsb. Semua cita-cita dan keinginan memerlukan perjuangan dan pengorbanan dalam bentuk apa pun. Jangan terlalu mengharapkan sesuatu bisa diperoleh dengan cuma-cuma (gratis). Dapat diibaratkan “jika keinginan itu berupa kuda, maka pengemis pun dapat menungganginya” (If wishes were horses, beggars would ride). Artinya, jika hanya dengan menginginkannya saja orang dapat memilikinya, maka tidak ada orang yang miskin. Jadi, tidak semudah itu mewujudkan keinginan, harus dengan usaha. Ada kalanya kita memang harus: Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.

Beberapa tips yang dapat digunakan untuk mewujudkan atau merealisasikan suatu cita-cita adalah sebagai berikut.
• Bertindak sesuai dengan kemampuan secara teratur dan teliti.
• Jangan hanya berani kepada yang mudah dan takut akan segala yang sulit. Kalau kita mempunyai cita-cita apa saja, jangan takut kepada kesukaran perjalanan yang merupakan syarat atau beaya untuk mencapai cita-cita itu, sebab jika kita hanya berani pada yang mudah dan takut pada yang sukar, cita-cita tidak mungkin tercapai. (Olah Rasa Di Dalam Rasa)
• Hanya dengan latihan yang terus menerus, tidak mengenal surut, yaitu dengan usaha (keringat, jerih payah) dan sih anugerah Tuhan, maka keberhasilan dapat dicapai.

Setelah semua rangkaian proses ditempuh dan persyaratan dipenuhi, maka segala hasil pekerjaan diserahkan kepada Tuhan. Apabila sesuatu yang telah diinginkan sejak lama terjadi seperti yang diharapkan, dikatakan impian menjadi kenyataan (the dream comes true). Hal ini harus disyukuri, tetapi apabila gagal mewujudkan keinginan harus pula diterima dan diambil hikmahnya. Pada umumnya, jika keinginan telah terwujud, maka keinginan itu akan hilang atau berganti dengan keinginan lain yang baru.

ilustrasi

Perasaan senang dan susah

Apabila keinginan terkabulkan, maka perasaan menjadi senang. Sebaliknya apabila keinginan tidak terpenuhi, perasaan menjadi susah. Memang perasaan itu bagaikan bunga. Ketika perasaan senang hati berbunga-bunga, ketika susah hati tertutup (layu).

Orang yang memiliki banyak keinginan dan sering kali gagal mewujudkannya, hati selalu susah. Hal ini menjadi penderitaan. Jadi, sebenarnya yang membuat hidup manusia menderita adalah dari perasaannya sendiri, yang selalu susah ketika keinginannya tidak tercapai.

Oleh karena itu, jangan selalu susah ketika keinginan belum tercapai. Anggaplah Tuhan belum mengijinkan, usaha kembali sesuai syarat yang ditetapkan. Akan tetapi jangan terlalu senang apabila keinginan tercapai, karena setelah senang akan timbul keinginan lain yang dapat saja mengakibatkan susah karena gagal. Sebab keinginan itu tidak kekal, sebentar-sebentar berganti.

Lain yang dipikirkan keinginan pun berubah. Pada setiap keinginannya terpenuhi, sebentar lagi sudah bosan atau kecewa, bergantilah yang diingini, demikian seterusnya tanpa ada puasnya. Itulah sebabnya manusia selalu merasakan hidup senang dan susah. ***

Exit mobile version