Luhut Panjaitan Didorong Jadi Ketua Umum Partai Golkar, Gantikan Airlangga Hartarto

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Politikus Partai Golkar yang menjadi bagian dari eksponen Pendiri Golkar, Lawrence TP Siburian mendorong Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan untuk menjadi ketua umum menggantikan Airlangga Hartarto.

Menurut Lawrence, Luhut paling mumpuni untuk menjadi pucuk pimpinan Golkar jika Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) digelar dalam waktu dekat.

“Dari analisis kita yang punya kapasitas untuk menjadi ketua umum tersebut, kita jatuhkan pilihan kita pada Luhut, karena situasi yang sudah sangat singkat dengan Pemilu 2024,“ ujar Lawrence dihubungi wartawan, Selasa (25/7/2023).

Ia mengungkapkan, Golkar tak boleh salah langkah dalam menentukan figur pemimpin yang bakal menggantikan Airlangga. Pasalnya, pendaftaran bakal calon presiden (bacapres) dan bakal calon wakil presiden (bacawapres) di Komisi Pemilihan Umum (KPU) bakal dibuka pada pertengahan Oktober.

Sementara, pemilihan legislatif (pileg) bakal berlangsung bersamaan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang jatuh pada 14 Februari tahun depan. Maka, Luhut dinilai bisa menkonsolidasikan internal Golkar dan tetap fokus untuk memenangkan pertarungan elektoral ke depan karena berbagai keahliannya, mulai dari kepemimpinan, jaringan, managemen dan pengaruhnya pada para kader partai beringin.

“Maka, kita memberi prioritas pada Pak Luhut,” ucap dia.

Lawrence juga mengungkapkan bahwa terdapat nama lain yang sempat dipertimbangkan bisa menjadi ketua umum oleh eksponen Pendiri Golkar, seperti, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Wakil Ketua Umum Golkar Bambang Soesatyo, serta Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Ia menekankan gerakan untuk menggelar Munaslub Golkar sebenarnya sudah muncul sejak tahun lalu. Dorongan itu pun tak berhenti meski DPP Golkar sudah memanggil dirinya dan sejumlah politikus lain yang mendorong musyawarah luar biasa itu digelar.

“Tetapi kami undur (munaslub) satu tahun, sampai sekarang bulan Juli, karena kami masih ingin memberi kesempatan pada Pak Airlangga,” kata dia.

Namun, politikus senior Golkar merasa dalam waktu satu tahun tak ada kemajuan signifikan pada partai beringin di bawah kepemimpinan Airlangga.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu dianggap tak segera memberikan arah yang jelas meskipun sudah diberi mandat untuk maju sebagai bacapres dan bacawapres pada Pilpres 2024.

“Kedua, koalisinya tidak jelas, ketiga arah Partai Golkar mau ke mana juga enggak jelas. Nah ini kami para senior dan organisasi pendiri menilai, mendiskusikan, mengevaluasi ini soal leadership. Ini soal ketidakmampuan dia untuk memimpin partai,” imbuh dia. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS