Oleh : T. Dewi

Ilustrasi
MANUSIA hidup di dunia memiliki banyak peran. Hal ini sering tidak disadari, sehingga manusia menjadi lupa melakukan perannya dengan baik. Sebaiknyalah kita semua sadar, bahwa kita adalah hamba Tuhan yang dihidupkan di dunia dengan perannya masing-masing.
Peran manusia dititahkan di dunia, sebenarnya sebagai makhluk yang hidup bermasyarakat, oleh karena itu ia harus sadar, bahwa ia adalah bagian dari masyarakat yang mempunyai kewajibannya sendiri-sendiri. Kesadaran seseorang sebagai bagian dari masyarakat berkaitan dengan pribadi yang lain, yaitu harus saling berbagi dengan dasar kasih sayang. Contohnya, dalam lingkungan kecil, sadar sebagai ayah akan menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk melindungi anak-anaknya dengan mencari penghidupan untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan penuh kasih sayang pada keluarganya.
Begitu juga sebagai ibu menumbuh rasa kasih kepada anak-anaknya dengan memelihara, mendidik, menghibur mereka agar kelak menjadi manusia yang luhur budinya, luhur derajatnya dan mulia hidupnya. Di lain pihak sadar sebagai anak menumbuhkan rasa bakti kepada orang tua dengan melaksanakan apa yang menjadi bagiannya dengan rasa hormat dan kasih kepada mereka. Demikian juga kehidupan yang lebih luas, kesadaran kita sebagai bagian dari anggota masyarakat.
Bersamaan dengan itu, ketika manusia melaksanakan kehidupan sosialnya di masyarakat, seharusnya manusia juga sadar, bahwa ia adalah ciptaan Tuhan, ia adalah hamba Tuhan yang harus selalu berbakti kepada-Nya, oleh karena ia sadar, bahwa ia ada dalam kuasa Tuhan. Ia sadar bahwa semua yang ada pada dirinya sebenarnya pinjaman Tuhan sementara yang harus dipelihara sebagaimana mestinya.
Jadi, di mana pun kita berada kita harus sadar, di rumah sebagai anak apa tugas/kewajiban sebagai anak, sebagai ayah dan ibu. Misalkan sadar sebagai istri juga mempunyai peran sebagai ibu, yang memiliki kewajiban mengurus dan mengatur rumah, mendidik anak, menjaga kesehatan keluarga, dan sebagainya. Walau pun juga bekerja, bermasyarakat dan lain-lain.
Setelah sadar, kemudian percaya bahwa Tuhan akan memberi kekuatan untuk melaksanakan semua kewajibannya, dengan demikian ia menjadi taat melaksanakan semua perintah Tuhan. Apabila setiap anggota keluarga menyadari perannya masing-masing dalam keluarga, maka dalam keluarga akan saling berbagi, saling mengisi, sinergi dalam keluarga pun tumbuh hasilnya harmonis.
Sebuah contoh: Seorang ibu yang juga bekerja di sebuah instansi, memiliki anak yang telah dewasa. Saat akan menikahkan anaknya, ia menjadi sibuk luar biasa. Hal ini terjadi karena ia sadar sebagai ibu, di samping itu perannya sebagai karyawan harus tetap dipenuhi. Ia menyiapkan persiapan mantu putrinya bersamaan dengan tugas di tempat kerja semakin menuntut tanggung jawabnya.
Akhirnya ia sedikit stess dan sms kepada temannya. Temannya menjawab dengan singkat, “Ibu, itu memang risiko wanita yang bekerja, tugas sebagai ibu, istri tetap berjalan, mari kita mohon kekuatan kepada Allah dan yakin ketika kita bersandar pada-Nya, kekuatan itu ada.” Ia langsung menjawab sms itu dengan singkat, “Terima kasih, saya disadarkan dan diberi semangat.” Akhirnya semua memang terselesaikan dengan baik. Memang ketika kita menghadapi suatu pekerjaan yang berat, ketika kesadaran menurun, rasa percaya pun menurun, sehingga rasa cemas, berat dirasakan. Tetapi ketika kesadaran terjaga, apa pun yang dihadapi rasa tenang melaksanakan kehidupan akan terasa.
Sebagai manusia, kesadaran dapat tumbuh dari luar dirinya, yaitu pertama lewat diingatkan orang lain, dan yang bersangkutan mau mendengar, mau menerima, mau mengerti dan mau melaksanakan informasi yang benar yang telah diterima dan dimengertinya. Dengan berulangkali diingatkan, maka kesadaran batin tumbuh dari dalam dirinya sendiri. Ia tidak perlu diingatkan orang lain lagi, tetapi telah menjadi sadar bahwa dirinya dikuasai oleh kekuasaan dan keadilan Tuhan, dan ia mengetahui apa yang harus dikerjakan buat dirinya dan masyarakatnya sebagai hamba Tuhan yang baik.
Kesadaran lahir dan batin haruslah seimbang. Keseimbangan kesadaran lahir dan batin menumbuhkan kedamaian, kemudian menjadi tenteram, dan sejahtera. Kesadaran lahir adalah ketika manusia sadar bahwa ia hidup sebagai manusia yang mempunyai berbagai peran di dunia yang harus ditunaikan dengan benar.
Sedangkan kesadaran batin adalah sebagai manusia sadar bahwa ia adalah hamba Tuhan, dan ketika melaksanakan tugas keduniawian, ia juga harus melaksanakan tugas sebagai hamba Tuhan, yaitu selalu berbakti kepada-Nya.
Dengan kesadaran yang kontinyu atau terus menerus dilaksanakan dapat menuntun manusia pada sifat bijaksana, oleh karena kesadaran pada keberadaan dirinya sendiri membuat pikiran menjadi terang, sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang fana dan mana yang batil dalam kehidupan ini. ***