Kemenperin Pacu Penumbuhan IKM Fesyen

Loading

1

BUKA PAMERAN – Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah membuka Pameran Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Ramadhan Fair 2016 dengan memukul gong disaksikan Ketua IPEMI Inggrid Kansil (kedua dari kanan) dan Ketua IPEMI DKI Jakarta Chandra Manggih Rahayu (paling kiri) di Plasa Pameran Industri Kementerian Perindustrian, Jakarta 14 Juni 2016.(ist/tubasmedia.com)

 

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Fesyen Indonesia saat ini masih menjadi andalan untuk mengangkat citra Nusantara di mata dunia, termasuk melalui fesyen muslim. Apalagi Indonesia telah memancangkan tahun 2020 sebagai pusat mode fesyen hijab dunia.

“Dari 750 ribu industri kecil dan menengah (IKM) sandang yang ada di Indonesia, 30 persennya merupakan industri fesyen muslim,” kata Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah mewakili Menteri Perindustrian pada pembukaan Pameran Produk Unggulan Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) yang bertajuk Ramadhan Fair 2016 dengan tema Bangga Beli Produk Indonesia di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (14/6).

Untuk itu, Kementerian Perindustrian terus memacu penumbuhan wirausaha baru IKM fesyen muslim sampai ke pelosok daerah. Upaya yang telah dilakukan, antara lain melalui program bimbingan teknik, dampingan tenaga ahli, serta bantuan mesin dan peralatan.

“Dengan demikian, kami berharap seluruh wanita yaitu Muslimah Indonesia di Nusantara dapat mengambil kesempatan untuk wirausaha agar dapat menjadi bagian dalam peningkatan kesejahteraan bagi keluarga maupun lingkungan sekitar,” tutur Euis.

Jika hal tersebut berjalan seiringan, bukan tidak mungkin pelaku IKM fesyen muslim akan terangkat ekonominya sekaligus meningkatkan perekonomian Indonesia karena busana muslim mampu menggebrak tren fesyen dunia dengan berbagai macam modenya.

“Kesadaran akan Islam di kelas menengah, juga menjadikan banyak kalangan menyesuaikan gaya hidup modern dengan tradisi Islam. Hal ini menjadi rangsangan tersendiri bagi tumbuhnya perdagangan busana muslim di ranah global,” paparnya. Bahkan, tidak hanya di dunia Islam, pertumbuhan pasar busana muslim juga telah menyebar luas ke Eropa.

Sementara itu, Ketua Umum IPEMI Ingrid Kansil menyampaikan, perkembangan industri busana muslim di tanah air mulai marak di kota-kota besar di pulau Jawa sejak tahun 1990-an, namun booming-nya baru dirasakan pada tahun 1995. “Sejak saat itulah, semakin banyak perempuan Indonesia yang berbusana muslim, bahkan busana khas ini telah menyebar ke berbagai perkantoran, hotel berbintang, sekolah-sekolah, hingga pasar modern dan tradisional,” ujarnya.

Menurut Ingrid, Indonesia memiliki potensi sebagai salah satu pusat mode dunia, khususnya untuk busana muslim karena memiliki sumber daya kreatif dan warisan budaya melimpah. “Jika pelaku IKM kita mampu mengangkat keunikan dari produknya, maka sudah dapat dipastikan kelak Indonesia dapat menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan mode di dunia,” ulasnya. (sabar)

 

TAGS