Site icon TubasMedia.com

Kawasan Hijau di Puncak Berkurang 70 Persen

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

BOGOR, (TubasMedia.Com) – Kondisi Tata Ruang di wilayah Jabotabek, khususnya di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Bara sangat memperihatinkan karena derasnya alih fungsi lahan. Hal tersebut sebagai hasil evaluasi pengendalian lahan di Jabodetabek, Puncak dan Cianjur yang dilakukan Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum.

Dirjen Penataan Ruang Kementerian PU, Basoeki Hadimoeljono mengatakan, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir sebanyak 768 pelanggaran Tata Ruang telah terjadi diwilayah Jabodetabek,Puncak dan Cianjur.

“Dari jumlah tersebut, sebagian besar terjadi di wilayah Puncak Bogor” kata Basoeki pada seminar tata ruang Jabodetabek bertema “ The Jakarta Megacity Study Forum” di IPB International Convention Center (IICC) Bogor, pekan lalu.

Sejauh ini pelanggaran tataruang disebabkan oleh peralihan daerah resapan menjadi bangunan.” Laporan yang kami terima sedang dikaji dan diharapkan pada 2014 sudah ada penindakannya “ katanya. Menurut Basoeki yang paling bertanggung jawab hingga beralih fungsi lahan ini adalah Pemda setempat melalui Dinas Tata Ruang dan Bangunan , karena telah memberikan izin atau melakukan pembiaran di wilayah yang semestinya diperuntukan daerah resapan.

Peneliti Tata Ruang Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) IPB, Ernan Rustiadi memaparkan , selama sepuluh tahun terahir kawasan hijau di Puncak telah berkurang 70 persen atau 4.918 hektar dari kawasan hutan lindung menjadi area terbangun atau perkebunan .”Sekitar 40 persen beralih menjadi pemukiman, 30 persen menjadi wilayah perkebunan di wilayah Puncak yang tidak sesuai dengan Tata Ruang” katanya.

Secara kasat mata , kata Ernan , hal tersebut dapat menyebabkan bencana alam yang akan sering terjadi, sehingga Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung yang bersentuhan langsung dengan Depok dan Jakarta akan ikut terancam. “ Jika wilayah kecamatan atau desa yang tata ruangnya tidak dikelola dengan baik, di pastikan pernah terkena bencana banjir atau longsor,” kata Ernan. (syamsul)

Exit mobile version