KAMPANYE SEBAGAI PENDIDIKAN POLITIK RAKYAT Prabowo dan Jokowi Agar Sering Bertemu

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kampanye Pemilihan Umum Presiden 2014 ini diharapkan sungguh-sungguh memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Komunikasi politik antara kandidat bersama tim suksesnya dan masyarakat luas hendaknya berlangsung dengan baik, sehingga dapat mengurangi jumlah pemilih yang tidak mau memberikan suaranya atau golongan putih (golput).

Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Shombing, kepada tubasmedia.com di Jakarta, Selasa (3/6), mengemukakan, masa kampanye satu bulan (4 Juni – 5 Juli), hendaknya dimanfaatkan kedua pasangan capres/cawapres, Prabowo – Hatta dan Jokowi — Jusuf Kalla, beserta tim pendukungnya serta elite politik, untuk menawarkan visi, misi, dan program kerja secara santun. Lambang, slogan, dan pernyataan, hendaknya tidak menakutkan.

“Umpamanya, nama tim pendukung, baik yang terdaftar di KPU maupun yang tidak terdaftar, sebaiknya tidak menyeramkan, seperti menggunakan kata penyelamat, pembela, dan sebagainya. Cukup dengan kata pencinta, pengagum, dan pendukung. Kita harus menghindari kesan seperti mau bertempur, padahal sesungguhnya menikmati pesta demokrasi,” katanya.

“Harus diingat dalam teori ilmu politik, lambang komunikasi politik tidak bermakna. Tapi, manusia yang memberikan makna,” katanya.

Terkait dengan itu, Emrus berharap kedua pasangan kandidat dan para pendukungnya tidak saling menyindir dan saling mengejek. Sebaiknya, diupayakan agar selama masa kampanye, kedua capres bertemu sekali seminggu. “Desainlah acara seperti coffee morning, hadirkan kedua kandiidat untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa persaingan untuk meraih kemenangan dilakukan secara santun dan bersahabat.

Kedua kandidat hendaknya menyampaikan kepada publik, siapa pun yang melakukan kampanye hitam harus diproses secara hukum.

“Tampilkan visi, misi, dan program kerja, dengan bahasa yang enak didengar dan jauh dari kesan perebutan kekuasaan,” katanya.

Dikemukakan, kita berharap Pilpres 2014 berlangsung lancar dan aman, seperti Pemilihan Umum Legislatif, 9 April lalu. Tim sukses kedua pasangan kandidat serta elite politik punya peran penting untuk menciptakan suasana lancar dan aman. Misalnya, kalangan elite politik, yang kebetulan pendukung salah satu pasangan kandidat, tidak menyampaikan pernyataan yang dapat menghasut.

Sebelumnya, Emrus mengatakan, masa kampanye satu bulan penuh, yang dimulai Rabu (4/6), sangat baik untuk pendidikan politik masyarakat. Namun, disayangkan, belakangan ini muncul kampanye hitam dan pernyataan saling menyindir, yang menunjukkan kentalnya perebutan kekuasaan. Ke depan, hal demikian harus dihindari agar masyarakat, dalam hal ini yang berhak memilih, benar-benar menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani. (ender)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS