Jurkam Caleg Kurang Peka Soal Fitalitas Karya Anak Bangsa, Apa kata politisi..?

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Masa kampanye pemilihan anggota legislatif 2014 saatnya berakhir menyusul tibanya daulat kuasa rakyat pada 9 April 2014 untuk menentukan perjalanan bangsa ini ke depan. Daulat kuasa rakyat itu diembankan ke pundak para elite politik yang nantinya terpilih dan dipercaya duduk sebagai anggota DPR-RI atau pun anggota DPRD.

Namun ketika memasuki ruang bilik suara pemilihan, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) H. Ihsan Abdul Rosyid, S.Pdi, MM mulai mempertanyakan, atas referensi apa rakyat menentukan sikapnya hingga memastikan bahwa calon yang dicoblos itu sudah teruji..?

“Di sinilah letak dilematis pergolakan ketika aspek pendidikan politik masih berkarakter transaksional. Transaksional yang saya maksud tentu saja dalam realitas kongkrit dan abstrak,” tandas Ihsan senada “menggugat”.

Dalam percakapan khusus bersama www.tubasmedia.com di rumah kediamannya, Rabu (26/3) malam, pria peduli dunia pendidikan ini juga sangat menyayangkan betapa rendahnya kepekaan para juru kampanye (Jurkam) karena secara umum tidak ada yang memanfaatkan momentum kehadiran massal itu sebagai wadah metode sosialisasi pembangunan yang mengerucut pada kesejahteraan rakyat yang mendasar dan sangat fundamental menyangkut karya anak bangsa.

“Secara umum para Jurkam itu ketika berkampanye masih terjebak pada pola-pola pencitraan, jargon eporia partai masing-masing dan semuanya janji-janji bersifat normatif saja,” Ihsan mengkritisi.

Ihsan juga mempertanyakan, mengapa para Jurkam termasuk para elite politik yang maju sebagai Caleg (calon legislatif) ketika berkampanye hampir tidak ada yang menggelegar teriak soal fitalitas potensi produk dalam negeri. Padahal produk dalam negeri selain menyangkut harkat bangsa dan negara, juga dipastikan menaikkan derajat nilai tawar kesejahteraan ekonomi rakyat hingga berdampak luas ke roda perekonomian manca negara bahwa Indonesia patut diperhitungkan.

“Saya sarankan, keberpihakan para anggota legislatif harus tidak boleh lagi ditawar ketika bicara soal industri produk dalam negeri,” ujar Ihsan.

Sisi langkah keberpihakan produk dalam negeri yang harus dilakukan para anggota legislatif harus melibatkan anak bangsa yang mampu menggali potensi sumber alam seisi tanah tumpah darah Indonesia. Kemudian sisi langkah konkrit, pemerintah harus mendorong swasta dan seluruh stake holder berskala prioritas pada produk lokal dengan kualitas Standar Nasional Indonesia (SNI).

“Untuk itu kualitas SDMnya pun harus ditingkatkan sesuai kapasitas yang diperlukan,” Ihsan menyarankan.

Pesan terakhir Ihsan terhadap para wakil rakyat yang terpilih di legislatif: “Jadikan rakyat menjadi tuan di negerinya sendiri. Harga diri sebuah bangsa dapat terukur dari seberapa bisa potensi produk dalam negeri mampu menghadang serbuan produk impor”. (marto)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS