Jokowi Makan Siang Bersama Bacapres di Istana, Ada Apa?
Oleh: Sutrisno Pangaribuan
PRESIDEN Joko Widodo atau sering disapa dengan panggilan Jokowi mengundang tiga bakal capres, yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto ke Istana Kepresidenanan, Jakarta, Senin (30/10/2023).
Jokowi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan disebut ingin mendengar sekaligus memberi masukan agar dinamika politik nasional tetap sejuk dan menggembirakan.
Jokowi disebut akan makan siang bersama ketiga bakal capres tanpa didampingi bakal cawapres masing- masing.
Makan siang dengan ketiga bakal capres tersebut terlalu buru-buru digelar di istana kepresidenan. Pasalnya, ketiganya masih sebagai bakal capres, belum resmi capres.
KPU masih melakukan pemeriksaan seluruh berkas pendaftaran, termasuk hasil pemeriksaan kesehatan saat ini. Nanti setelah seluruh berkas diperiksa, diteliti, lalu ditetapkan sebagai calon kemudian nomor urut diundi baru dinyatakan sah sebagai capres. Proses masih berlangsung dan semua masih mungkin dan dapat berubah, termasuk mundur dan batal mengikuti Pilpres. Lalu untuk apa Jokowi melakkan hal ini ? Membingungkan.
Upaya Jokowi menampilkan diri sebagai negarawan tidak tepat mengundang ketiga bacapes saat proses masih berlangsung. Makan siang di istana tidak dapat dimaknai sebagai wujud netralitas Jokowi. Sebagai kader PDIP (belum mundur atau dipecat ), Jokowi sekaligus menjadi orangtua dari bakal cawapres Gibran Rakabuming Raka, sangat tidak mungkin dan tidak perlu netral.
Sebagai politisi, Jokowi dan keluarganya tidak harus netral dan tidak boleh netral. Yang harus netral itu adalah alat- alat negara seperti TNI dan Polri, sedang ASN dapat menggunakan hak pilih aktifnya, namun tidak dapat memengaruhi orang lain untuk memilih atau tidak memilih.
Jokowi perlu memastikan seluruh alat negara netral dan tidak berpihak kepada partai dan calon manapun. Jokowi juga perlu menyampaikan himbauan kepada semua partai politik, dan bakal capres/ cawapres untuk tidak memasang gambar wajahnya di dalam alat peraga kampanye dan bahan kampanye.
Hentikan
Jokowi dapat disebut netral jika semua peserta pemilu menurunkan gambar wajahnya. Jika hanya sekedar makan siang di istana dengan ketiga bakal capres, itu bukan bukti netralitas, itu hanya lips service.
Demikian juga dengan menteri dan kepala lembaga yang memilih masuk dalam tim pemenangan bakal capres/cawapres sebaiknya diberhentikan agar fokus pada tugasnya. Termasuk menteri inisiator usulan masa jabatan presiden tiga periode pendukung Prabowo- Gibran sebaiknya diberhentikan atau di non aktif seperti Luhut Binsar Panjaitan, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan, Bahlil Lahadia.
Para menteri tersebut tidak mungkin fokus pada saat pesta demokrasi Pemilu, Rabu (14/2/2023).
Demikian juga dengan seluruh bakal capres/ cawapres dan bakal caleg seluruh partai sebaiknya di non aktifkan sejak ditetapkan sebagai calon. (Penulis, Presidium GaMa Centre dan Kader PDIP, tinggal di Jakarta)