Site icon TubasMedia.com

Jokowi: Lakukan Reformasi dan Konsisten Dalam Tubuh Polri

Loading

1405219

JAKARTA , (tubasmedia.com)- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Komisaris Jenderal Polisi Tito Karnavian sebagai kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) menggantikan Jenderal Polisi Badrodin Haiti. Tito Karnavian dilantik di Istana Negara Jakarta, Rabu (13/7) dan langsung menyandang bintang empat di pundaknya.

Perwira Polri Angkatan 1986 itu dilantik melalui Keputusan Presiden Nomor 48/Polri/2016 tentang pemberhentian dan pengangkatan Kapolri.

Tito setelah diambil sumpahnya secara Islam kemudian menandatangani berita acara pengangkatan Kapolri dengan saksi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan.

Presiden dalam kesempatan itu mengucapkan selamat atas pelantikan Tito sebagai Kapolri yang dianggapnya telah diberi amanah, kepercayaan dan tanggungjawab oleh negara untuk memastikan, memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.

“Saya minta saudara fokus pada dua hal, pertama jaga persatuan, kekompakan, soliditas internal Polri,” katanya. Hal kedua pesan Presiden yakni melakukan reformasi secara menyeluruh dan konsisten dalam tubuh Polri.

Hadir dalam pelantikan tersebut sejumlah tokoh dan pejabat termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, pendiri Partai Nasdem Surya Paloh, para pemimpin lembaga tinggi negara dan para menteri Kabinet Kerja.

Jejak Rekam Tito

Tito merupakan alumni Akademi Kepolisian tahun 1982 dan mendapatkan bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan Akpol terbaik kala itu.

Sepanjang masa kariernya di Korps Bhayangkara, Tito berhasil mengukir segudang prestasi dalam memecah kasus-kasus besar yang pernah terjadi di Indonesia, seperti menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto pada 2001 lalu. Putra mantan Presiden Soeharto itu terlibat dalam kasus pembunuhan hakim agung Syafiudin.

Selain itu, pria asal Palembang tersebut juga berhasil melumpuhkan teroris Azahari Husin dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur pada 9 November 2005. Atas prestasinya itu, Tito mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa menjadi Kombes Pol.

Ia kemudian menjabat Kepala Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri, menggantikan Komjen Pol Saud Usman Nasution.

Saat di kesatuan Densus 88, Tito berhasil menangkap puluhan tersangka yang masuk dalam dalam daftar pencarian orang (DPO) di Kecamatan Poso Kota,  2 Januari 2007. Tito dan sejumlah perwira Polri lainnya juga sukses membongkar konflik Poso dan meringkus orang-orang yang terlibat di balik konflik tersebut.

Tahun 2009, Tito bergabung dalam tim penumpasan jaringan terorisme pimpinan Noordin M Top. Selain itu, Tito mendapatkan banyak penugasan untuk pergi ke berbagai belahan dunia dari Asia, Amerika hingga Eropa. Atas kesuksesannya itu, ia diangkat menjadi Kapolda Papua.

Dua tahun menjadi Kapolda Papua, Tito ditarik menjadi Kapolda Metro Jaya. Baru Sembilan bulan menjadi Kapolda Metro Jaya, Tito mendapat kenaikan pangkat lagi menjadi Kepala BNPT menggantikan Komjen Pol Saud Usman yang memasuki masa pensiun.

Sebelumnya, DPR RI telah menyetujui penetapan Komjen Pol Tito Karnavian menjadi Kapolri setelah mengadakan uji kelayakan dan kepatutan. Hal itu diputuskan dalam rapat paripurna DPR, Senin 27 Juni 2016.

Anggota Komisi III DPR RI, Taufiqulhadi mengatakan, Tito dipilih karena memiliki kombinasi pengalaman lapangan dan kapasitas intelektual yang tinggi. Dua hal itu, menurut Taufiqulhadi, membuat Tito mampu menangani kejahatan gaya baru.(red)

Exit mobile version