IPC Tandatangani Mou dengan Bank Dunia
Laporan: Redaksi
JAKARTA, (TubasMedia.Com) – PT. PELINDO II (Persero) menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan bank dunia untuk mengkaji potensi implementasi pendulum nusantara agar dapat terintegrasi sempurna dengan usaha pemerintah dalam memperbaiki system logistic di Indonesia.
Penandatanganan dilakukan minggu lalu di Jakarta oleh Direktur Utama PT. Pelindo II (IPC) RJ LINO dengan Kepala Perwakilan Bank Dunia Stefan Koeberle yang disaksikan oleh sekjen Kementrian Perhubungan Leon Muhammad.
Dalam kerjasama ini IPC akan mendanai studi yang direncanakan dapat dilakukan oleh bank dunia mengenai pelabuhan Feeder yang akan terlibat dalam konsep pendulum nusantara dan studi mengenai upaya penurunan biaya logistic nasional.
Menurut sekretaris perusahaan PT. Pelindo II Yan Budi Santoso, ada 2 hal utama yang menjadi pokok studi yang direncanakan dapat dilakukan bank dunia, yaitu studi untuk menentukan pelabuhan potensial yang perlu dikembangkan untuk mendukung implementasi pendulum nusantara dan implementasi system logistic nasional disamping itu studi untyk mengidentifikasi upaya penurunan biaya logistic di Indonesia.
Yan mengatakan pendulum nusantara akan melibatkan 6 pelabuhan utama Indonesia yakni Belawan, Batam, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makasar dan Sorong.
Pendulum nusantara merupaka aksi koorporasi dari IPC serta Pelindo I, III dan IV sebagai bagian dari system logistic nasional dalam mendukung Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan diharapkan secara cepat dapat menurunkan biaya logistic nasional yang masih relative tinggi disbanding dengan negara lain, katanya.
Studi yang direncanakan dapat dilakukan bank dunia ini diharapkan bisa memberikan masukan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang jasa kepelabuhanan untuk dengan benar menentukan pelabuhan mana yang perlu diprioritaskan pengembangannya.
“Studi ini juga membantu para pelaku kebijakan untuk mengambil langkah yang tepat guna mengatasi tingginya biaya logistik,” kata Yan. (darusslam kadis)