Industri TPT Tulang Punggung Ketahanan Ekonomi Nasional
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Pertengahan 2020 ini, pemerintah akan kedatangan investor dari berbagai negara yang bergerak di bidang industri tektil dan produk tekstil (TPT).Total nilainya sekitar $US 500 juta dan akan memutuhkan tenaga kerja sedkitnya 200 ribu orang.
Hal itu dikatakan Kepala Pusat Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindusrian, Eko SA Cahyanto saat membuka Diklat 3 in 1 Operator Mesin Industri Garmen Berbasis Kompetensi Angkatan 1, 2 dan 3 di Jakarta, kemarin.
‘’Dipastikan para investor yang antara lain berasal dari Jepang dan China itu masuk ke Indonesia antara Juni dan Juli 2020 dan kebanyakan mereka bergerak di bidang industri garmen,’’ tambah Eko.
Di bagian lain sambutannya disebut bahwa saat ini industri TPN nasional menghadapi berbagai permasalahan diantaranya belum memadainya SDM Industri yang kompeten,
Demikian juga pengenaan PPn untuk bahan baku kapas dan masih bergantung pada impor ditambah lagi dengan industri pendukung yang kurangberkembang, stagnasi ekspor, impor produk tekstil illegal serta permasalahan harga gas dan listrik pada industri hulu tekstil, pembuatan serat.
Untuk mengatsi berbagai pemasalahan tersebut, kata Eko, Kemenperin telah mengambil beberapa langkah kebijakan antara lain penguatan pendidikan vokasi untuk menyediakan SDM Industri TPT kompeten, menyiapkan regulasi khusus untuk industri padat karyaberorientasi eksporyangakan mengaturtentang pemberian insentif fiskal yang pengembangan kerjasama dengan pasar nontradisional untuk memperluas ekspor.
Sektor industri menurut Eko merupakan fakto utama pendorong pertumbuhan ekonomi nasional, gtidak hanya sebaga penyumbang terbesar terhadap PDB. Industri ini juga mampu memberikan kontribusi signifkan melalui setoran pajak serta memiliki peranan besar dalam mengatasi pengangguran sekaligus tulang punggung ketahanan ekonomi nasional.
Untuk mendorong pertmbuhan industri nasional, terdapat tiga pilar utama yang harus menjadi perhatian yaitu investasi, teknologi dan sumberdaya manusia (SDM).
‘’Ketersediaan SDM Industri yang kompeten akan mendorong peningkatan produktivitas dan menjadikan inustri lebih berdaya saing,’’ tembah Eko.
Program Diklat
Sementara itu, Kepada Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta, Hendro dalam laporannya mengatakan Diklat saaini merupakan program diklat pertama yang dilaksanakan di awal tahun 2020. Berikutnya akan dilaksanakanpelatihan-pelatihan lainnya sesuai dengan permintaan industri danrendacanapengembangan diklat BDI Jakarta yang meliputi Diklat Operator Tekstil, Diklat Quality Control bidang Tekstil dan Garmen, Diklat Supervisor bidang Tekstil dan Garmen, Diklat Mekanik Mesin Industri, Diklat Membatik, Diklat Pembuatan Pola Manual dan Komputer serta Diklat Desain Fashion.
Peserta Diklata angkatan 1.2 dan 3 awl tahun2020 berjumlah 304 orang yang berasal dari berbagai kota. Padaakhir diklat in kata Hendro, akan diadakan uji kompetensi oleh LSP BDI Jakarta,bagi yang kompeten, akan diberkan sertifikat Kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi. (sabar)