Industri Furnitur Sektor Strategis Bernilai Tambah
Nilai ekspor furnitur kayu pada tahun 2011 mencapai USD 1,1 juta dan tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar USD 1,6 juta. Nilai impor furnitur kayu pada tahun 2011 sekitar USD 88 juta dan tahun 2013 mengalami penurunan menjadi USD 73 juta. Diharapkan nilai ekspor furnitur kayu dan rotan olahan dalam lima tahun ke depan mencapai USD 5 miliar.
Komposisi ekspor furniture Indonesia dilihat dari segi bahan baku masih didominasi oleh bahan baku kayu (59,5%), metal (8,1%), rotan (7,8%), plastik (2,3%), bambu (0,5%), dan lain-lain (21,3%).
“Tantangan ke depan yang harus sama-sama dicermati adalah pemberlakuan Asean Economic Community (AEC) tahun 2015. AEC ini diharapkan dapat menjadi komunitas kerjasama antar negara-negara ASEAN. Namun, AEC dapat menjadi peluang atau ancaman bagi industri dalam negeri khususnya industri furniture dan kerajinan,” katanya.
Pada kesempatan tersebut juga diselenggarakan penganugerahan hadiah dan sertifikat kepada pemenang Indonesia Furniture Design Awards (IFDA) 2014. IFDA merupakan kompetisi desain furniture tingkat nasional yang telah dimulai sejak tahun 2007. IFDA 2014 telah diikuti sebanyak 103 peserta dari seluruh Indonesia.
Pemenang kategori Platinum Prize diraih Anastasia S dengan judul desain Takhta Chair, kategori Gold Prize diraih Farhan Ahmad dengan judul desain Bloom Chair, kategori Silver Prize diraih Handyanto Hardian dengan judul desain UUU Chair, dan kategori Appreciated Work diraih Gege Noby & Sus Kuryanto Ragil dengan judul desain Pretzel Chair. (sis)