Industri Alat Pertanian Nasional Terancam Gulung Tikar
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian dinilai belum sepenuhnya konsentrasi untuk memajukan industri alat-alat pertanian di dalam negeri. Akibatnya, pasar Indonesia kebobolan dan dibanjiri barang impor.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Alat dan Mesin Pertanian Indonesia (Alsintani), Henry Haryanto kepada wartwan di Jakarta kemarin.
Dampak lain akibat kurang konsentrasinya pemerintah menumbuhkembangkan industri alat pertanian dalam negeri, kata Henry, sekitar 30 persen industri alat pertanian nasional terancam gulung tikar dan sejak dua tahun silam sudah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan karyawannya karena industrinya tidak berproduksi.
‘’Jika kondisi ini tidak segera diatasi, tidak mustahil seluruh industri alat pertanian nasional akan benar-benar gulung tikar,’’ tambah Henry.
Karena itu lanjutnya, salah satu langkah yang segera ditempuh adalah pemberlakuan SNI wajib terhadap alat pertanian sehinga barang impor dapat dibatasi masuk wilayah hukum Indonesia.
Saat ini alat-alat pertanian impor kata Henry sangat amat membanjiri pasar Indonesia. Selain masuknya sangat gampang ke Indonesia, harga barang impor tersebut lebih murah dibanding produk Indonesia.
Tentang memberlakukan SNI wajib, katanya, Indonesia masih terbentur mengingat alat uji di dalam negeri yang belum sempurna ditambah lagi SDM yang amat kurang.
Disebutkan oleh Henry bahwa lembaga sertifikasi atau Ls Pro produk banyak yang belum terakreditasi karena kurangnya pendanaan dan SDM yang belum mendukung.
Di bagian lain keterangannya dikatakan bahwa ada kejanggalan dalam bisnis serta pengembangan industri alat pertanian. Untuk mengimpor alat pertanian katanya, pengusaha cukup hanya mengantongi izin impor sementara bagi produsen sarat dengan sejumlah persyaratan yang harus dilengkapi.
Akibatnya, sejumlah pengusaha lebih baik memilih jadi importer ketimbang menjadi produsen. ‘’Ini juga menurut kami sudah merupakan alarm bagi kementerian terkait,’’ kata Henry. (sabar)