Site icon TubasMedia.com

Indusri Genteng Pres Tetap Eksis

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

GROBOGAN, (tubasmedia.com) – Genteng pres buatan masyarakat Desa Karangasem Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah masih banyak diminati masyarakat. Industri genteng pres Grobogan sempat mengalami masa krisis, namun keberadaan sejumlah home industry di wilayah ini membuat bisa tetap eksis hingga saat ini. Bahkan, produksi genteng pres yang dihasilkan warga Dusun Sarip Desa Karangasem itu, mampu memenuhi pasar Jawa Tengah dan menembus pasar DI Yogyakarta.

”Beberapa waktu lalu, pemasaran kami sampai ke Jakarta dan luar Jawa. Namun, karena beberapa kendala, sekarang ini pasarnya lebih fokus di wilayah Jateng-DIY saja,” ungkap Edi Susianto, pemilik industri genteng pres ”SGN” di Desa Karangasem, Kecamatan Wirosari.

Edi yang menekuni usahanya sejak 1990 silam itu mengatakan, meski masih bisa beroperasi, namun ada satu kendala yang dihadapi para pembuat genteng yang jumlahnya sekitar 500 orang itu. Ketersediaan bahan baku berupa tanah liat di Desa Karangasem yang mulai berkurang. Untuk mencukupi bahan baku terpaksa pembuat genteng harus membeli tanah liat dari desa-desa sekitar.

Selain bahan baku, kendala lainnya yang dihadapi ialah faktor alam yang berkaitan dengan proses produksi. Saat musim hujan sekarang ini, proses produksi butuh waktu lebih lama, yakni sekitar 10 hari. Sementara ketika musim kemarau, proses produksinya hingga jadi hanya butuh empat hari saja.

Saat ini, lanjut Edi, ada beberapa macam genteng yang dihasilkan. Antara lain, jenis plentong, mantili, garuda, dan gojer. Masing-masing punya segmen pasar dan harganya sendiri. Untuk jenis plentong, harganya sekitar Rp 700 per biji, mantili Rp 900 per biji, garuda Rp 950 per biji, dan gojer sekitar Rp 1.500 per biji.Ungkapnya. (sofi)

Exit mobile version