Indonesia Akan Menambah OVOP
Laporan: Redaksi

Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah
JAKARTA, (Tubas) – Kementerian Perindustian akan menambah jumlah one village one product(OVOP) tahun depan menjadi 74 unit. Alokasi anggaran untuk program itu mencapai Rp 40 miliar.
Saat ini jumlah OVOP sudah mencapai 37 unit yang tersebar di 10 provinsi. “Jumlah OVOP di luar Jawa hanya sepertiga dari total yang ada karena kebanyakan baru tahap indentifikasi,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah.
Contoh OVOP yang sudah berhasil di antaranya berada di Yogyakarta dengan produk kerajinan kayu, NTB dengan produk anyaman rumput kethak dan Sumatera Barat dengan bordir dan songket.
Euis menjelaskan program OVOP mengadopsi program serupa yang berhasil diterapkan di Jepang. Bedanya, dia bilang OVOP di Jepang benar-benar kumpulan industri kecil dan menengah di satu desa sedangkan di Indonesia skalanya propinsi.
Program yang mengutamakan kearifan lokal itu sudah dimulai sejak tahun 2007. Yang membedakan program ini dengan yang lain adalah sumber daya harus dimiliki oleh daerah itu seperti SDM dan bahan baku tidak boleh impor. Namun untuk teknologi mesin masih diperbolehkan impor jika belum diproduksi di dalam negeri. “Tujuannya untuk membangun branding regional,” kata Euis.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi mengatakan program OVOP sebenarnya sangat bagus. Tapi hal itu butuh keseriusan dan dukungan sepenuhnya dari pemerintah. “Program OVOP di Thailand berhasil karena mendapat dukungan penuh dari pemerintah,” kata Sofyan. (sabar)