IHSG Rebound, Rupiah Kembali Melemah

Loading

070115-ekbis

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Equity Analyst Ascend, Agus Susanto Benzaenuri memaparkan, penutupan perdagangan saham hari ini, IHSG rebound. IHSG naik 34,76 poin (0,67%) pada level 5.203,82 poin. Sementara itu, saham-saham blue chip dalam LQ45 ditutup positif 1,05% pada 897,51 poin.

Bursa Nikkei ditutup naik 0,01% pada level 16.885,33 poin. Hang Seng menguat 0,83% pada level 23.681,26 poin. Shanghai menguat 0,69% pada level 2.374,46 poin.

Bursa-bursa di Eropa dibuka positif. FTSE naik 0,55%, DAX menguat 0,59% dan CAC turun 0,66%. Rupiah terapresiasi 74 poin pada Rp. 12.732 per Dollar AS.

“IHSG akhirnya rebound dalam transaksi hari ini, namun Rupiah kembali melemah hingga menembus level terendahnya pada Rp 12.700 per Dollar AS,” kata Agus, Rabu (7/1/15).

Kenaikan IHSG ini seiring dengan rebound bursa regional Asia dan pembukaan Eropa pada petang ini. Kenaikan IHSG didorong oleh sektor properti dan keuangan sementara saham-saham kelompok perkebunan dan perdagangan masih negatif.

Dalam transaksi kali ini sebanyak 8,37 lembar saham ditransaksikan dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,73 triliun dengan investor asing mencatatkan penjualan bersih sebanyak Rp 3 miliar. Dalam setiap delapan saham yang menguat terdapat lima saham lainnya yang terkoreksi.

Saham-saham yang menjadi pendorong pergerakan IHSG secara rata-rata tertimbang diantaranya saham Bank BRI (BBRI) menguat 2,17% ditutup pada level Rp. 11.775, saham Unilever Indonesia (UNVR) yang naik 2,00% pada harga Rp. 33.125, saham Astra Internasional (ASII) menguat 1,42% ditutup pada harga Rp. 7.150, saham Bank Mandiri (BMRI) yang naik 1,17% pada harga Rp. 10.850, dan saham Sinarmas Multiartha (SMMA) menguat 9,29% ditutup pada level Rp. 4.000.

Sementara itu, Rupiah dalam kurs tengah BI berada pada level Rp 12,732 atau melemah 0,70% dibandinkan kemarin dan kembali berada dalam level terendahnya sejak tiga tahun lalu. “Bahkan dalam perdagangan Bloomberg hari ini Rupiah sempat berada pada level Rp 12.773 per Dollar AS,” imbuh Agus.

Melemahnya fundamental ekonomi dalam negeri disertai kekhawatiran iinvestor global akan keluarnya Yunani membuat hampir semua mata uang global terdepresiasi terhadap Dollar AS. (angga)

CATEGORIES
TAGS