Hujan Turun Bisa Berkah atau Musibah bagi Warga
Laporan: Redaksi

Ilustrasi
MAGELANG, (Tubas) – Musim hujan tahun ini, bisa dianggap suatu musibah. Namun, bisa juga dikatakan suatu berkah, terutama bagi penduduk yang tinggal di sekitar Kali Putih dan Kali Pabelan, yang merupakan hulu dari Gunung Merapi.
Hingga saat ini Gunung Merapi masih mengeluarkan lahar dingin, sehingga masyarakat dan penambang pasir diimbau agar lebih waspada dan berhati-hari karena lahar dingin masih sering datang dan meluber ke dua kali tersebut dengan tiba-tiba.
“Tidak jarang ketika warga terlelap tidur, banjir datang. Hal tersebut tentu membuat warga trauma,” jelas Mbah Kiman, seorang warga yang tinggal di sekitar Kali Putih. Kepada tubasmedia.com Mbah Kiman menambahkan, saat kemarau lalu, hanya hitungan puluhan truk pengangkut pasir dan batu, akan tetapi sekarang mencapai ratusan truk setiap harinya.
Suraji, salah satu pengemudi truk asal Dusun Jambu, Kabupaten Semarang mengatakan, saat ini sangat mudah untuk mencari pasir, maupun batu. Satu tahun yang lalu dalam 24 jam, hanya dapat dua kali muat, karena sulitnya mencari pasir dan batu. Akan tetapi sekarang bisa mencapai empat kali dalam sehari.
Keuntungan lain juga banyak didapat oleh para kuli muatan. “Kalau dulu harus menggunakan linggis dan senggrong, sekarang hanya menggunakan senggrong saja cukup,” kata Rukiman salah satu kuli muatan pasir.
Purwono, salah seorang petugas Pengamat Gunung Merapi di Pos Ngepos, memperingatkan semua pihak, baik pengemudi truk, kuli muatan maupun penambang pasir agar lebih meningkatkan kewaspadaan, karena meskipun pasir mudah didapat, namun ancaman bahaya masih tinggi. Kondisi curah hujan masih tinggi, sehingga diperkirakan banjir lahar dingin masih bisa terjadi sewaktu-waktu. (sarjito s)