Hitam Putih
Oleh: Edi Siswoyo

ilustrasi
TIDAK jelas siapa yang memulainya tapi yang pasti kampanye hitam dan negatif sudah marak mewarnai ruang publik. Realita itu memperlihatkan kecenderungan yang semakin gencar menjelang pelaksanaan kampanye pemilu Presiden (pilpres) 2014. Sahut-sahutannya pun semakin meluas melalui berbagai media termasuk media sosial. Kegaduhan yang terjadi telah menenggelamkan kampanye putih dan positip. Dikhawatirkan, kampanye hitam dan negatif bisa merusak prinsip demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia yang berbudaya.
Secara etis, kampanye hitam merupakan fitnah karena berdasarkan kepalsuan. Memprihatinkan, karena tidak hanya hitam tetapi juga negatif. Alasannya, fakta–kalau ada–yang menjadi acuan dilempar dengan melepas konteksnya untuk tujuan melecehkan. Sedang kampanye putih dan positip sebagai momentum penting untuk membahas secara kritis tentang visi, misi dan program capres dan cawapres. Ironisnya, kampanye hitam dan negatif lebih gaduh merwarnai ruang publik dibanding kampanye putih dan positip menjelang pelaksanaan kampanye pilpres 2014.
Kegaduhan yang terjadi telah menimbulkan dampak merugikan pasangan capres dan cawapres, menyingkirkan–terdengar sayup-sayup–perdebatan kritis tentang visi, misi dan program pasangan Jokowidodo-Jusuf Kala dan pasangan Prabowo Subiyanto-Hatta Radjasa. Semarak kampanye hitam dan negatif melecehkan akal sehat yang berpotensi menimbulkan ketegangan dan merusak masyarakat Indonesia yang berbudaya.
Pilpres merupakan ajang pertarungan yang bermartabat. Kedua pasangan capres dan cawapres yang saling berhadapan-hadapan di panggung kampanye bukan sedang perang tetapi sedang bertanding menawarkan visi, misi dan program kerja. Siapapun yang menang dalam pilpres 2014 memiliki tujuan yang sama meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Di atas panggung kampanye pilpres 2014 perlu dikembangkan kampanye putih dan simpatik.
Ruang-ruang publik sebaiknya diisi perdebatan kritis yang berbudaya dan bermafaat bagi masa depan bangsa Indonesia bukan disemarakan dengan kampanye hitam dan negatif. Demi kebaikan bersama, kampanye hitam dan negatif harus dihentikan selain tidak bisa dibenarkan juga dapat menyesatkan masyarakat–calon pemilih–dalam menentukan pilihan politiknya pada pilptes 9 Juli 2014 mendatang! ***