Harga Beras Naik, Rakyat Makin Sengsara
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron menyebut bahwa kenaikan beras saat ini sangat menyusahkan rakyat. Dia tak sependapat bila harga beras yang tinggi dapat mensejahterakan para petani. “Karena hampir seluruh petani juga mengkonsumsi beras dan hampir sebagian besar masih dibawah garis kemiskinan karena lahan garapannya tidak ekonomis,” kata Herman dalam siaran pers yang diterima tubasmedia.com, Kamis (26/2/2015).
Politisi Partai Demokrat itu ikut prihatin dengan tingginya harga beras. Dia pun meminta agar pemerintah bisa mengatasi masalah tersebut. “Kenaikan harga beras ini tidak terlepas dari beberapa instrumen yang mempengaruhinya, yaitu turunya produksi, ketersediaan stok nasional, naiknya konsumsi, dan distribusi,” ujarnya.
Dia mengatakan, UU Pangan Nomor 18 Tahun 2012 sudah mengatur secara rinci tentang Kedaulatan, Kemandirian, Ketahanan, dan Keamanan Pangan, yang didalamnya mengatur tentang kewajiban pemerintah untuk menjaga stok nasional dan stabilisasi harga pangan pokok. Untuk itu kata dia, DPR meminta segera lakukan operasi pasar dan penyaluran raskin secara serentak dan bilamana diperlukan bisa disalurkan 2 kali dalan sebulan ini dengan tetap menjaga kecukupan stok beras yang ada di Bulog.
“Dengan stok Bulog saat ini 1,4 jt ton tentu belum aman karena di era pemerintahan Presiden SBY stok bulog minimal 3 juta ton, itupun harus ditopang dengan produksi dalam negeri yang mencukupi, sehingga targetnya adalah surplus produksi beras 10jt ton, dari kebutuhan rata-rata konsumsi per tahun sekitar 34 jt ton,” tambahnya.
DPR mengharapkan pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak berwacana melahirkan program baru terhadap program yang sudah bagus. “Rakyat butuh aksi nyata bukan wacana dan rakyat butuh bukti bukan janji, sehingga Presiden Jokowi dengan kabinet kerjannya harus kerja serius dan tidak perlu berwacana melahirkan program baru yang belum tentu memberikan manfaat banyak bagi rakyat seperti menghapus raskin dengan e-money,” pungkasnya.(nisa)