Oleh: Fauzi Azis

INGAT piala eropa yang baru saja usai? Kita pasti ingat kesebelasan nasional Spanyol yang menjuarai even tersebut. Kemenangan demi kemenangan yang diraihnya menurut yang kita baca dari berbagai media, kesebelasan nasional Spanyol menggunakan strategi 4-6-0.
Dia bukan sekedar total football gaya baru, tetapi juga terkombinasi dengan gaya kick and rush yang pernah menjadi kebanggaan kesebelasan nasional Inggris, di samping tentu disumbang oleh kepiawaian sang pelatih dan para pemainnya.
Profesionalisme, kompetensi, kreatifitas, disiplin, pantang menyerah, speed and power dan kerjasama terblanding dengan kompaknya, apik dan indah. Ke belakang bisa bertahan total dan ke depan bisa menyerang total dan hasilnya adalah gol-gol indah, ujungnya menang bukan menjadi pecundang.
Inilah kekuatan sebuah entitas kalau mau menang dalam persaingan. Efisien dan produktif sangat nampak dalam permainan itu. Strategi 4-6-0 memberikan inspirasi bagi penulis betapa indahnya kalau pola itu bisa kita transformasikan ke dalam strategi pembangunan ekonomi ke depan agar posturnya menjadi kuat, kokoh dan bersaing.
Ke dalam kuat menghadapi serbuan barang impor dan ke luar bersaing dan menghasilkan devisa ekspor dalam jumlah yang besar dan selalu menghasilkan surplus dalam neraca perdagangan. Artinya, di dalam negeri sumber daya ekonomi nasional bisa dikonsolidasi dan dimobilisasi dengan membangun tim ekonomi yang tangguh dan mampu menghasilkan output ekonomi yang sangat besar.
Pola 4 di belakang adalah berpadunya secara solid dan proper 4 pilar ekonomi nasional yaitu pertanian, pertambangan dan industri pengolahan (satu pilar sektor tradable), pilar keduanya adalah infrastruktur (hard dan soft infrastructure), pilar ketiga adalah dukungan pembiayaan, pilar keempatnya adalah sektor perdagangan dan Menko Perekonomian menjadi kapten yang bertangan dingin, cerdas yang bertugas memobilisasi seluruh kekuatan di dalam negeri.
Pada posisi gelandang menyerang terdapat 6 pilar juga yang dikapteni oleh Menko Perekonomian yang misi utamanya adalah mengundang investor sekaligus menjajagi peluang investasi, promosi dan negosiasi dagang dalam rangka peningkatan ekspor.
Mereka adalah Kemlu, Kemendag, BKPM, Kemen BUMN, Pemprov, Lembaga Pembiayaan Ekspor (LPE). Presiden/Wakil Presiden pada dasarnya adalah sebagai manager dan pelatih yang bertangan dingin, cerdas dan berkharisma dan disegani seperti Vcente Del Bosque tanpa harus banyak berteriak dan temperamen.
Tim ekonomi tersebut harus diisi para profesional di bidangnya masing-masing yang brilian, sigap dan para pengambil keputusan yang jitu dan sanggup bekerjasama dan tidak mbalelo. Hindari pengangkatan ketua parpol pada posisi-posisi strategis seperti itu.
Para pemain profnya jangan dibebani misi-misi politik yang tidak jelas juntrungannya yang justru akan berdampak kontra produktif untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih gemilang. Format tim ekonomi dengan pola 4-6-0 buat membangun masa depan ekonomi Indonesia sangat cocok.
Oleh karena itu dalam memilih manajernya jangan sampai salah pilih. Jangan yang lebay dan peragu. Tapi yang cekatan dan mau menanggung resiko. Kalau mau menjadi pemenang di Asean atau di Asia bahkan di ranah global, maka strateginya harus seperti itu. Pilihanya hanya ada dua opsi, yaitu menjadi pemenang atau menjadi pecundang.
Indonesia dengan jumlah penduduk besar yang memiliki sumber daya ekonomi lengkap akan memilukan kalau hanya menjadi pecundang. Tak pantas Indonesia hanya selalu menjadi follower yang harusnya dapat menjadi leader, paling tidak di Asean.
Tidak usah menjadi good boy tapi harus realistis. Status sebagai emerging market tidak perlu digadang-gadang tapi harus diisi dengan kegiatan yang produktif dan efisien. Tidak perlu main sogok, suap dan korupsi yang ujung-ujungnya tidak berani bertanggung jawab, apalagi mempertanggung jawabkannya di depan hukum.
Kesemapatan menjadi pemenang masih terbuka. Mari kita satukan sikap, pola pikir dan pola tindak yang benar agar misi untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa dan negara yang bersaing di pasar lokal dan di pasar internasional. Brafo 4-6-0.***