GAPMMI Masih Mengeluhkan Pengadaan Bahan Baku Industri Mamin
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) mengaku masih terus didera sulitnya menjamin bahan baku industry mamin (makanan dan minuman). Untuk itu GAPMMI ingin mendapatkan kepastian dari pemerintah dan tidak dihadapkan kepada isu pasokan bahan baku setiap tahun.
Ketua GAPMMI, Adhi Lukman mengatakan hal itu dalam temu pers di Jakarta, Jumat. Menurutnya, pelaku usaha dan pemerintah perlu bekerjasama membuat roadmap pemenuhan gula dan garam dalam negeri.
Sementara itu, Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Ditjen Industri Agro Abdul Rochim mengatakan kalau memang produsen dalam negeri tidak sanggup melayani kebutuhan bahan baku industri makanan dan minuman, silakan saja diimpor.
‘’Memang begitu. Kalau memang lokal tidak siap, ya kita pakai bahan baku impor saja, daripada industri makanan dan minuman dalam negeri mati. Tapi impor jangan dipersulit lagi,’’ kata Rochim.
Dalam kesempatan itu, Adhi mengatakan pihaknya siap menghadapi persaingan di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Untuk itu, GAPMMI meminta pemerintah untuk mendorong pembangunan Pusat Logistik Berikat (PLB) guna memperkuat kualitas industri makanan dan minuman dalam negeri.
Dia menjelaskan pembangunan PLB bertujuan sebagai bentuk fasilitas pendukung bagi pelaku industry, dimana, nantinya akan memudahkan pelaku usaha untuk membeli bahan baku.
“Nah, kita juga menginginkan hal tersebut. Bagi pelaku usaha perlu dukungan kemudahan. Dengan kawasan berikat maka fasilitas tersebut mampu dinikmati lebih banyak pelaku usaha,” katanya.
Dia menilai keberadaan PLB mampu menekan biaya logistik yang saat ini sudah mencapai 27 persen. Biaya logistik tersebut jauh lebih mahal dibanding negara-negara di ASEAN.
“Singapura dan Malaysia mampu menekan biaya logistik hingga 15 persen. Jadi dengan adanya PLB maka akan memperbaiki biaya logistik yang ada di Indonesia,” jelas dia. (sabar)