Empat Partai Sering Hadapi Kampanye Negatif
Laporan: Redaksi
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) membeberkan empat partai peserta pemilu yang paling sering menghadapi kampanye negatif jelang Pemilu Legislatif 2014. Keempat partai itu adalah Partai Golkar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Demokrat, dan Partai Gerindra.
Berdasarkan hasil riset kualitatif tersebut, Golkar terkena kasus ketua umumnya (Aburizal Bakrie) ke Maladewa bersama artis dan rombongan yang ramai diperbincangkan di media sosial.
Peneliti LSI, Adjie Alfaraby, menjelaskan, PDI-P diserang kasus perjanjian batu tulis dengan Partai Gerindra dan munculnya video komitmen Jokowi memimpin Jakarta selama lima tahun.
Kemudian, Partai Demokrat menonjol dalam kasus korupsi yang menimpa beberapa kadernya dan terakhir, tersangka kasus dugaan korupsi gratifikasi Hambalang yang juga mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, menuding adanya penggunaan dana Century untuk Pemilu 2009.
Adapun Partai Gerindra tak terlepas dari kasus pelanggaran hak asasi manusia yang disebut melibatkan Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto. Adjie mengatakan, kampanye negatif berbeda dengan kampanye hitam.
“Kampanye negatif berisikan pesan-pesan negatif terhadap lawan, berdasarkan fakta yang jujur dan relevan,” terang Adjie.
Ia menjelaskan, kampanye negatif biasanya terkait kemampuan seseorang, pengalaman, rekam jejak yang kurang baik, masalah pribadi, maupun skandal masa lalu yang pernah terjadi. Sedangkan kampanye hitam atau black campaign merupakan pesan negatif terhadap kandidat yang tidak didasarkan fakta dan tidak ada sumber data yang bisa dipertanggungjawabkan. Menurut Adjie, kampanye negatif ini turut menghambat laju elektabilitas keempat partai politik tersebut.
Survei ini dilakukan 22-26 Maret 2014 dengan margin of error sekitar 2,9 persen. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden dari 33 provinsi di Indonesia. Survei juga dilengkapi dengan penelitian kualitatif, yaitu melakukan analisis media, FGD, dan wawancara mendalam. Survei dibiayai oleh LSI sendiri dan dana public interest yang telah dialokasikan setiap tahunnya. (ben)