
Anggota DPR Komisi VI, Lili Asdjudiredja
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Anggota DPR Komisi VI, Lili Asdjudiredja menyatakan sangat setuju jika pemerintah memberhentikan impor bahan-bahan pangan. Bahkan bahan non pangan pun, kalau pemerintah mau, sudah saatnya impor dihentikan. Pasalnya, produk Indonesia sudah mampu memenuhi kebutuhan nasional baik kualitas maupun kuantitas.
Hal itu dikatakan anggota dewan yang baru dilantik itu kepada tubasmedia.com di Jakarta kemarin. ‘’Ini saatnya, pemerintahan baru mendatang harus benar-benar mau melindungi produk dalam negeri dengan cara menghentikan segala impor, apalagi yang namanya sektor pangan. Membuat pesawat terbang dan kapal laut pun Indonesia sudah bisa apalagi bawang,’’ tambahnya.
Memang benar aneh menurutnya jika Indonesia yang tanahnya luas dan subur harus dikenal sebagai negara pengimpor bahan pangan termasuk garam. ‘’Masa bawang, cabe, jagung, garam dan buah-buahan harus kita impor, aneh kan?’’ kata lili dalam bentuk pertanyaan.
Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Barat, Cornellus MH dalam suatu acara di Pontianak, Kalimantan Barat menyerukan agar pemerintah pusat menghentikan impor bahan pangan karena sulit dimengerti kenapa negara seperti Indonesia yang memiliki tanah yang luas dan subur, harus mengimpor bahan-bahan pangan.
Lili Asdjudiredja selanjutnya menyatakan menghentikan impor adalah kemauan politik, artinya jika kita tidak mengimpor bahan pangan bukan berarti mati karena tidak ada bahan tersebut. Impor bahan pangan dan lainnya adalah kepentingan sekelompok orang untuk mendapatkan keuntungan sementara petani kita tetap miskin.
Coba bayangkan, lanjut Lili, jika impor bahan pangan dihentikan sementara pemerintah memberi perhatian serius membangun sektor pertanian, petani kita akan kaya raya dan masyarakat akan kembali giat dan kemauan mereka untuk menjadi petani menjadi tinggi.
Pengangguran menjadi tidak ada karena lapangan pekerjaan sudah tersedia bahkan para sarjana ahli pertanian-pun akan dengan senang hati kembali ke kampung membangun sektor pertanian, tidak lagi numpuk di kota untuk mencari pekerjaan. ‘’Dan yang menarik lagi nanti, seluruh petani sudah menjadi makmur dan sejahtera,’’ lanjutnya.
Lili dalam pertemuan dengan tubasmedia.com juga mempertanyakan apa yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian selama ini kenapa sektor pertanian tidak berkembang bahkan hancur lebur karena dihajar oleh buah-buahan dan bahan pangan impor lainnya.
Secara khusus Lili menyoroti keberadaan industri garam yang sampai kini Indonesia masih mengimpor garam. Kalau mutu garam produk dalam negeri belum mencukupi kenapa tidak ditingkatkan oleh Kementerian Pertanian. ‘’Ini jelas tugas dan tanggungjawab Kementan dan kementerian terkait seperti Kementerian Perindustrian. Mereka tidak bisa cuci tangan dan harus dipertangggunjawabkan, kenapa Indonesia sampai mengimpor bawang merah atau jahe. Mengerikan,’’ kata Lili.
Menjawab pertanyaan dikatakan dalam pemerintah baru ini harus terlihat secara jelas dan nyata keberpihakannya kepada sektor pertanian yang bisa memberikan nilai tambah kepada negara. ‘’Jika impor distop, aman devisa kita dan selanjutnya, petani secara keseluruhan sejahtera dan bahkan bisa kaya raya,’’ katanya.
Lili juga sependapat dengan Cornellus yang bertanya kenapa kita ribut kalau harga cabe naik. “Kalau saya senang harga cabe naik biar petani kita meningkat taraf hidupnya dan petani semakin bergairah menanam cabe. Tapi kalau harga cabe naik pemerintah tiba-tiba mengimpor cabe dengan alasan agar harga turun. Itu salah. Biarlah tetap tinggi harga cabe tapi berikan perhatian dan benahi seluruh infrastruktur pertanian agar para petani kita kaya raya,” begitu kata gubernur.
Karena itu, kata Lili, pemerintah baru harus benar-benar membuat strategi yang mantap atau grand design untuk meningkatkan mutu pertanian nasional yang sekaligus mengamankan devisa. (sabar)