Diskotik Berjalan di Kupang
Laporan : Redaksi

Ilustrasi
KUPANG NTT, (Tubas) – “Taxis from the airport to town cost a fixed Rp 50,000. For public transport, turn left out of the terminal and walk 1km to the junction with the main highway, from where the bemos to town cost Rp 3,000. Going to the airport, take the Penfui bemo to the junction and then walk“.
Itulah tulisan yang tertempel di sebelah pintu keluar Bandara Eltari Kupang. Tertarik untuk menggunakan bemo menuju pusat kota Kupang, kita akan disergap oleh dentuman bunyi keras musik terkini yang diputar di sepanjang perjalanan.
Itulah yang unik dari bemo kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Angkutan kota yang di sana lazim disebut bemo, dilengkapi dengan aneka stiker ukuran besar. Juga beragam aksesoris dan variasi lainnya, seperti lampu warna-warni, bermacam-macam bunyi klakson, perangkat video dan bahkan karaoke.
Tidak hanya itu. Di sepanjang perjalanan bemo-bemo di sini memutar musik keras-keras dengan suaru bas berdentum-dentum di sepanjang perjalanan, bahkan saking kerasnya bunyi dentuman, masih terdengar keras di luar kendaraan.
Boleh disebut kegilaan, karena mereka terkadang harus check sound dulu. Semua itu demi menyajikan yang terbaik bagi penumpang. Banyak penumpang yang sudah menjadi pelanggan bemo tertentu. Mereka rela menunggu bemo kesayangannya lewat, meski sejumlah bemo lain sudah melintas dengan rute dan trayek yang sama.
Dentuman musik yang kuat dari koleksi lagu-lagu terkini dengan dukungan dua sampai tiga amplifier, menjadikan bemo di Kota Kupang sering disebut diskotik berjalan. (bambang sutiyono)