JAKARTA, (tubasmedia.com) – Perlombaan menemukan perawatan yang aman dan efektif untuk melawan penyebaran virus corona masih berlangsung. Kasus baru COVID-19 terus bermunculan di dunia, dan semua orang tidak bisa lagi meremehkan virus itu.
Sebuah obat flu dari Jepang dianggap sebagai pilihan yang baik untuk mencegah penyebaran virus itu dengan memperpendek waktu kesembuhan bagi mereka yang terinfeksi.
Dokter di Cina berkata jika obat yang disebut favipiravir (dijual dengan merk Avigan) efektif menangani infeksi virus corona dan memperpendek masa sakit yang dialami pasien yang terinfeksi.
Pernyataan itu berasal dari Zhang Zhang, pejabat kementrian teknologi dan ilmu pengetahuan di Cina. Uji coba klinik dilakukan di wilayah-wilayah yang paling banyak terkena virus di Cina, termasuk Wuhan. Ada 340 pasien yang mengikuti uji coba itu dan hasilnya menjanjikan, tulis BGR, Rabu (18/3).
Zhang berkata kepada para wartawan jika obat itu memiliki keamanan tingkat tinggi dan jelas efektif dalam perawatan. Hasil tes menunjukkan jika obat itu menolong orang pulih dari infeksi COVID-19 dalam waktu rata-rata empat hari. Sedangkan orang terinfeksi lainnya yang tidak dirawat umumnya perlu 11 hari supaya hasil tes virus corona muncul negatif.
Pejabat Cina itu juga mengungkap jika obat itu sepertinya memperbaiki fungsi paru-paru penderita. Scan X-ray menunjukkan perbaikan paru-paru sekitar 30% untuk mereka yang dirawat dengan obat itu, dibandingkan mereka yang tidak dirawat.
Semuanya terdengar cukup luar biasa. Tapi pejabat pemerintah Jepang dengan cepat membantah klaim Cina. Mereka menawarkan pandangan yang sedikit kurang optimis terkait kegunaan obat itu. Pejabat kesehatan di Jepang berkata jika obat itu memang efektif untuk beberapa kasus. Tapi kurang berguna untuk pasien dengan infeksi yang parah.
Favipiravir adalah perawatan yang sudah disetujui untuk flu tapi belum disetujui untuk merawat COVID-19. Hingga saat ini, belum ada obat atau vaksin yang disetujui secara resmi untuk merawat virus itu. Tapi jika obat ini berguna bahkan untuk sebagian kecil penderita infeksi virus, maka obat itu bisa mengurangi penyebaran dan mengurangi dampak pandemi itu.
Produsen obat ini, Fujifilm Toyama Chemical belum menanggapi klaim dari pemerintah Cina. Perusahaan farmasi itu tidak ingin gegabah menyimpulkan sesuatu hanya berdasarkan klaim pemerintah Cina.(red)