Boni Pastikan SBY Aktor Politik di Balik Demo 411
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Pengamat politik dan intelijen, Boni Hargens mengatakan aktor politik di balik peristiwa 4 November lalu adalah mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab dua hari sebelum peristiwa itu SBY menggelar konferensi pers di Cikeas menanggapi aksi demo.
“Gerakan ini diawali dengan konferensi pers politik oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas pada tanggal 2 November 2016. Substansi konferensi pers memperlihatkan kepanikan dan kemarahan SBY terhadap Ahok dan pemerintahan Jokowi,” kata Boni di Jakarta, Jumat (11/11).
Dalam konteks ini, Boni mengatakan secara logika normal menarik kesimpulan bahwa SBY adalah aktor politik di balik gerakan ini.
“Apalagi, konferensi pers Cikeas pada tanggal 2 November jelas bukan sebuah upaya koreksi terhadap pemerintahan tetapi sebuah gerakan kekuasaan untuk kepentingan Pilkada DKI Jakarta. Mengingat putra SBY, Agus Yudhoyono, juga ikut bertarung. Kalau saja Agus tidak ikut dalam pertarungan, publik bisa menghargai niat baik SBY dalam konferensi pers itu,” terang Boni.
Boni menambahkan ada politikus yang mencoba memanfaatkan momen itu. Dugaan tersebut terungkap dari adanya rekaman video orasi Ahmad Dhani yang dengan jelas menghina Presiden Jokowi. Terlebih saat ini, Ahmad Dhani yang merupakan calon wakil bupati Kabupaten Bekasi serta keterlibatan wakil ketua DPR RI Fahri Hamzah dan anggotanya Fadli Zon.
“Hal itu terungkap misalnya dalam rekaman video orasi Ahmad Dhani yang dengan jelas menghina Presiden Jokowi. Saat ini kasusnya sudah dilaporkan dan sedang diproses di kepolisian,” tutup Boni.
Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) membantah isu bahwa ayahnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, berada di belakang aksi unjuk rasa pada Jumat (4/11) lalu.
Menurut Ibas, penyampaian pendapat di Indonesia lebih baik, demokratis dan semakin dewasa.
Oleh karena itu, Ibas meminta tidak ada pihak yang mencederai kebebasan berekspresi rakyat Indonesia dengan komentar-komentar seolah ada yang mengatur demokrasi. Ibas menilai komentar semacam itu justru membingungkan rakyat.
“Kami yakin menyampaikan aspirasi, pendapat, saat ini lebih bagus. Itu sudah dimulai sejak reformasi bergulir,” kata Ibas dalam keterangan tertulisnya.
Ibas menambahkan, selama 10 tahun kepemimpinan SBY, tidak sedikit muncul protes dan demonstrasi.
“Hal tersebut sangat wajar, lumrah, sepanjang itu konstruktif dan dengan cara yang baik sesuai aturan yang berlaku,” kata dia. Menurut Ibas, demokrasi yang baik adalah yang bermartabat, beretika dan bermoral.(red)