Boiler Masih Dipasok dari Luar Negeri

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

GUNTING PITA - Dirjen IUBTT Kementerian Perindustrian Budi Darmadi bersama Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman, Presdir PT ZUG Industry Indonesia Henkie Leo, dan Anggota Komisi VII DPR – RI Milton Pakpahan menggunting pita sebagai tanda dimulainya pengiriman perdana boiler produksi PT ZUG Industry Indonesia Pesanan PT PLN (Persero) untuk PLTU Sanggau-Kalimantan Barat, 2x7 MW, Jakarta, 10 Januari 2012 (tubasmedia.com/ist)

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Hingga kini, pengadaan boiler (alat penghasil uap) untuk pembangkit listrik masih banyak dipasok dari luar negeri alias impor. Sebab, industri boiler di dalam negeri hanya mampu menyuplai boiler dengan kapasitas terbatas.

Sementara itu, proyek pembangunan pembangkit listrik 10.000 megawatt (MW) tahap I dan II mendongkrak permintaan boiler.

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT), Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan industri boiler domestik hanya mampu memproduksi boiler kapasitas di bawah 15 MW.

“Jadi boiler harus impor, nilainya lebih dari US$ 700 juta,” kata Budi usai peresmian pengiriman boiler ke PLTU Sanggau oleh PT Zug Industry Indonesia, Selasa (10/1).

Sementara kebutuhan boiler di dalam negeri naik seiring dengan penambahan proyek pembangkit listrik 10.000 MW tahap I dan II. Proyek yang akan berlangsung sampai tahun 2020 itu sedikitnya butuh 206 unit boiler untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Budi menjelaskan, kebutuhan boiler untuk kapasitas listrik 100 MW sebanyak 15 unit, boiler kapasitas 25 MW-100 MW sebanyak 9 unit, boiler berkapasitas 8 MW-25 MW sebanyak 38 unit dan boiler berkapasitas listrik 3-8 MW sebanyak 144 unit. (sabar)

CATEGORIES
TAGS