Binaan BBIA Raih Penghargaan IKM Berkinerja Terbaik
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan kemampuan industri kecil dan menengah (IKM) agar bisa lebih berdaya saing global. Sektor IKM mempunyai peran yang cukup strategis dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional pada era pandemi saat ini.
Untuk mendukung upaya tersebut, Badan Standardisasi Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) melalui Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri, melaksanakan program Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi Industri (DAPATI) yang diselenggarakan setiap tahun.
“Program DAPATI merupakan suatu bentuk konsultansi terkait penggunaan teknologi, sehingga pelaku IKM dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dan memenuhi segala kebutuhannya untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing, dan kemandirian industri,” kata Kepala BSKJI Doddy Rahadi di Jakarta, Senin (31/1).
Program DAPATI yang dilaksanakan oleh Balai Besar, Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) serta Balai Pengembangan Produk dan Standardisasi Industri (BPPSI) selaku unit kerja di bawah BSKJI ini memberikan bantuan pendanaan berupa sebagian biaya yang diperlukan untuk pelayanan jasa konsultansi teknis guna menyelesaikan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi IKM.
Pada tahun 2021, Balai Besar Industri Agro (BBIA) sebagai satuan kerja BSKJI yang memiliki kompetensi dan pengalaman dalam membina industri khususnya sektor IKM pangan, menjalankan program DAPATI bagi lima IKM. Salah satunya adalah Konsultansi Sistem Keamanan Pangan “HACCP” untuk peningkatan mutu produk dan sistem manajemen keamanan pangan pada IKM CV Jaya Rasa Bengkulu.
CV Jaya Rasa Bengkulu merupakan IKM yang menangkap peluang pemanfaatan hasil samping pengolahan produk ikan tenggiri, yaitu tulang ikan menjadi kerupuk yang merupakan produk pangan bernilai ekonomi tinggi. Usaha pengolahan tulang ikan tenggiri ini telah dimulai sejak tahun 2018 dengan mengangkat brand “Kerupuk TUIRI“. Produk ini telah dikembangkan dengan aneka rasa dan menjadi salah satu oleh-oleh khas Kota Bengkulu.
Namun demikian, proses produksi di CV Jaya Rasa Bengkulu masih dilakukan secara konvensional dan belum menerapkan prinsip Good Manufacturing Practices (GMP) dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), padahal permintaan pasar terus meningkat dari waktu ke waktu.
Sementara itu, dalam industri pangan, keamanan pangan merupakan prasyarat untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran yang berbahaya. HACCP merupakan sistem pencegahan yang dirancang untuk meminimalkan resiko bahaya keamanan pangan. (sabar)