BEM FIK USB Gelar Seminar dan Kongres IMATELKI

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

SURAKARTA, (TubasMedia.Com) – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Setia Budi (USB) Solo, belum lama ini, menggelar seminar nasional IMATELKI (Ikatan Mahasiswa Tenaga Laboratorium Kesehatan Indonesia) di Gedung A USB. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan Kongres Nasional IMATELKI pertama di Asrama Haji Donohudan.

Seminar ini diselenggarakan dengan tujuan membangun paradigma dan semangat kritis konstruktif yang mampu membawa Indonesia ke depan lebih baik lagi, sebagai ruang diskusi bagi mahasiswa Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia untuk membangun kesatuan yang berdampak positif secara maksimal kepada tingkat kesehatan di Indonesia.

Seminar juga menjadi sarana mempertemukan mahasiswa Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia dalam rangka menjalin komunikasi dan kerjasama serta untuk mempererat persatuan dan kesatuan antar mahasiswa Tekhnologi Laboratorium Kesehatan se-Indonesia.

Seminar diikuti sekitar 200 orang peserta dari berbagai wilayah di Indonesia antara lain Palangkaraya, Banda Aceh, Jakarta, Bali, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur, menghadirkan tiga orang pembicara. Profesi Analis Kesehatan dan Peran Strateginya di Laboratorium Klinik, disampaikan oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia (PATELKI), Entuy Kurniawan, S.Si., MKM.

Pada kesempatan itu Entury menegaskan pentingnya dibentuk IMATELKI dan perlindungan bagi tenaga analis kesehatan di bawah PATELKI. Hal itu karena banyaknya tantangan dan hambatan bagi tenaga analis kesehatan, terutama perubahan-perubahan teknologi yang diotomatisasi, tantangan tenaga dari luar negeri, tantangan pelayanan terhadap masyarakat dan diperlukannya kemampuan tenaga analis kesehatan di bidang pendidikan, sehingga perlu kelengkapan jenjang pendidikan dari tingkat SMK, D3, D4, S1, S2 sampai S3.

Sedang dr. H. Rorry Hartono, SP.F, MH dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah mengingatkan seorang analis kesehatan dalam menghadapi bidang profesinya harus mampu melayani masyarakat yang membutuhkannya dengan sikap jujur, sabar, tekun dan tegas. “Mampu dan mau melayani yang tidak terlayani, mau menjangkau yang tidak terjangkau,” katanya.

Wakil Walikota Solo, FX. Rudy Hardyatmo meminta seorang tenaga kesehatan harus mempunyai sifat kepemimpinan yang kreatif dan inovatif dalam pelayanan. Cara kepemimpinan di kota Solo bisa dijadikan contoh bagi adik-adik mahasiswa IMATELKI. “Pemimpin itu ibarat akar tanaman mau berkorban, meski mendapat tekanan, tetapi tidak kelihatan, pinter ora ngguroni, banter ora ndhisiki, sekti ora mateni, bisa ajur ajer lembah manah,” pintanya. (roian/sis)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS