JAKARTA, (tubasmedia.com)- Pasar otomotif ASEAN diyakini akan terus berkembang. Pekkembangan ini harus dapat dimanfaatkan Indonesia sebagai negara produsen otomotif terbesar kedua di ASEAN setelah Thailand.
Masalahnya, seberapa mungkin pemerintah menjadikan percepatan skala priporitas mengatasi tantangan yang dihadapi roda pergerakan pasar otomotif di Indonesia, jika masalah infrastruktur seperti kesiapan pelabuhan dan akses jalan menjadi kenyataan.
Tantangan lainnya yang juga ikut menghadang roda pergerakan pasar otomotif di Indonesia, terkait prosedur kepabeanan serta harga bahan baku buatan lokal yang lebih mahal jika dibandingkan di negara ASEAN lainnya.
“Semua itu harus menjadi perhatian untuk selekasnya diselesaikan pemerintah,” kata Noegardjito mengisyaratkan agar dikaji lebih dalam..
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kenbaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Noegardjito itu selanjutnya mengatakan, saat ini penjualan kendaraan bermotor roda empat di ASEAN mencapai 3,5 juta unit per-tahun, dengan pertumbuhan selama tujuh tahun terakhir ini sekitar 7,4 persen per-tahun.
Penjualan domestik Indonesia saat ini berada pada posisi ke-2 hanya berbeda sekitar 100 ribu unit atau 7,5 persen dengan Thailand. Data pertumbuhan penjualan domestik Indonesia mencapai 23,6 persen per-tahun terungkap dui tengah berlangsungnya seminar Prospek Industri Otomotif Nasional menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) beberapa waktu lalu di Kementerian Perindustrian.
Dijelaskan, dalam rangka menyambut ASEAN Economic Community (AEC) 2015, industri otomotif dalam negeri secara terus menerus melakukan kesiapan agar mampu bersaing dengan pasar ASEAN sehingga diharapkan pemerintahdapat memenuhi target terkait roadmap pengembangan cluster kendaraan bermotor.
Sedangkan pada skala persaingan dengan negara-negara ASEAN, Indonesia memiliki keunggulan pada jenis kendaraan seperti MPV truck dan pick-up, namun masih lemah untuk jenis kendaraan sedan. Saat ini untuk jenis kendaraan sedan masih didominasi Thailand. (marto tobing)