2014, Industri Permesinan Tingkatkan Ekspor
Laporan: Redaksi
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Industri alat-alat berat, alat mesin pertanian, kesehatan, mesin perkakas, dan peralatan energi, akan terus dikembangkan tahun 2014, sebagai kelanjutan dari program Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, Ditjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Kementerian Perindustrian, tahun 2013.
Selama tahun ini (2013), perkembangan kelima industri permesinan itu cukup mengesankan dan memungkinkan terus berkembang mengingat potensi pasar di dalam negeri amat besar. Selain itu, ekspor akan ditingkatkan untuk mengurangi defisit.
Demikian dikemukakan Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Ir. Teddy C. Sianturi, M.A., dalam diskusi dengan tubasmedia.com di Jakarta, pekan lalu. Teddy, yang didampingi sejumlah pejabat di Direktorat Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, pada diskusi tersebut menguraikan perkembangan industri yang dibawahinya, belakangan ini, serta program ke depan sebagai bagian dari program menyeluruh Kementerian Perhubungan.
Ia menekankan, dengan lebih fokus pada kelima industri permesinan tersebut, pihaknya berharap defisit, karena masih lebih tinggi nilai impor daripada ekspor alat-alat permesinan, akan dapat dikurangi sekitar 10 persen. Ia optimistis harapan tersebut dapat dicapai mengingat pertumbuhan industri permesinan selama ini cukup menggembirakan. Apalagi, didukung oleh tersedianya bahan baku serta berkembangnya perusahaan-perusahaan komponen.
Secara khusus Teddy menguraikan perkembangan industri alat-alat mesin pertanian (alsintan) dan alat-alat kesehatan, yang dari segi teknologi dan sumber daya manusia sebagai pendukung utama, tidak diragukan lagi. Sebagai contoh, di beberapa daerah sudah dibentuk Alsintan Center dalam upaya pengembangan sektor pertanian. Alsintan Center ini dilengkapi dengan peralatan dan tenaga pelatih, sehingga dapat menguji coba peralatan yang dibutuhkan oleh sektor pertanian di daerah yang bersangkutan.
“Kita berharap Alsintan Center ini dapat melakukan berbagai hal untuk kemajuan sektor pertanian. Oleh karena itu, desain Alsintan Center kita sesuaikan dengan potensi pertanian di daerah yang bersangkutan,” katanya.
Mengenai pengelolaan Alsintan Center, Teddy mengemukakan, sepenuhnya diserahkan kepada daerah yang bersangkutan, mengingat mereka yang mengetahui kondisi daerahnya. Terserah, apakah ditangani oleh Dinas Pertanian atau Dinas Perindustrian, pemerintah daerah setempat yang memutuskannya, katanya.
Berkaitan dengan peningkatan daya saing di daerah, dikemukakan, sejak beberapa tahun lalu, Kementerian Perindustrian memberikan mesin peralatan kepada daerah. Misalnya, mesin penggiling padi dan penggiling kopi, sesuai dengan permintaan daerah yang bersangkutan. “Mesin penggiling kopi kita berikan kepada Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara, sesuai dengan permintaan daerah itu,” katanya.
Ia mengatakan, pihaknya memberikan mesin peralatan sesuai dengan permintaan pemerintah daerah. Dalam hal ini, daerah harus mengajukan proposal mengenai jenis mesin peralatan yang dibutuhkan, pola pengelolaan, dan lokasinya. Dengan demikian, harus dapat dipastikan bantuan mesin itu akan dapat dikelola secara berkesinambungan.
Meningkatkan P3DN
Dalam kerja besar mengembangkan industri permesinan dan mesin pertanian, Teddy mengatakan, pemasaran tetap penting, terutama di dalam negeri. Banyak pihak mengakui pasar di dalam negeri amat besar. Tapi, apakah daya serapnya sudah besar? Itu yang menjadi pertanyaan besar yang harus dijawab. Terkait dengan itu, program Peningkatan Penggunaan
Produk Dalam Negeri (P3DN) mesti terus ditingkatkan, terutama dalam pelaksanaannya. Slogan cinta produk buatan dalam negeri mesti diikuti dengan kesukaan menggunakannya.
Ia mengemukakan, dukungan dari instansi pemerintah lainnya, yang menjadi induk pembinaan “user” atau pemakai peralatan mesin tersebut dirasankan masih kurang. Ia menyebut salah satu contoh, dukungan secara penuh dari Kementerian Kesehatan sangat diperlukan agar mesin-mesin peralatan kesehatan produk dalam negeri dapat dipakai oleh rumah-rumah sakit. Buat apa lagi kita menggunakan produk luar negeri kalau barang yang sama sudah dapat kita buat? Yang penting tentunya, mesin peralatan itu sudah memperoleh sertifikat layak pakai dari instansi yang berkepentingan.
Oleh karena itu, Teddy berpendapat, industri permesinan dan mesin pertanian akan lebih maju jika mendapat dukungan penuh dari instansi-intansi lain, terutama yang terkait dengan penggunaan produk dalam negeri. Sepanjang sudah memperoleh sertifikat, kualitas produk lokal atau dalam negeri tidak perlu diragukan, katanya.
Pada sisi lain, ia berharap sosialisasi secara menyeluruh produk-produk dalam negeri perlu terus lebih digalakkan agar program P3DN dapat lebih berhasil, supaya rembesan barang impor dapat ditekan, demi penyehatan perekonomian nasional. “Itu pula yang akan terus kami lakukan,” tambahnya.
Pasar Tunggal ASEAN
Menjawab pertanyaan mengenai kesiapan industri permesinan dan mesin pertanian menghadapi pasar tunggal ASEAN, yang mulai berlaku akhir 2015, Teddy, mengemukakan, pihaknya siap. Kesiapan itu ditumbuhkan sejak dua tahun lalu, terutama yang berkaitan dengan legal infrastructure serta standar kompetensi tenaga kerja yang akan memasuki pasar Indonesia. Kesiapan itu dapat menjadi penghalang bagi tenaga kerja asing yang ingin mencari nafkah di Indonesia.
Sebaliknya, pelatihan SDM di dalam negeri terus ditingkatkan bekerja sama dengan pihak lain, misalnya industri. Pola pemagangan diterapkan agar lebih cepat kita memperoleh tenaga terampil. Upaya menarik investor asing ditingkatkan agar terjadi transfer teknologi yang penting dalam memasuki pasar tunggal se-ASEAN sebagai bagian dari terwujudnya Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Pelatihan SDM ditingkatkan, terutama yang berkaitan dengan industri alat mesin pertanian, pengecoran, metal working, dan pengelasan. Pelatihan itu diselenggarakan di beberapa daerah, di antaranya, untuk alsintan di Kalbar dan Sumbar, pengecoran dan metal working di Tegal dan Ceper, sedang pengelasan di Surabaya, Batam, dan Solo. “Modul pelatihan kita siapkan dan dapat dipertukarkan dengan mitra di ASEAN,” katanya.
Dalam upaya pengembangan industri dalam negeri, Teddy berpendapat, peranan research and development atau R & D sungguh penting. Ia pun sependapat, dalam pengembangan R & D, pemerintah mesti ikut ambil bagian. Sebelumnya, harapan agar pemerintah memberikan perhatian pada pengembangan R & D untuk industri disuarakan oleh berbagai pihak dalam wawancara dengan Tunas Bangsa. (ender/apul)