Indonesia Keliru Tolak Trans Pacific Partnership

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

BANDUNG, (TubasMedia.Com) – Pemerintah Indonesia dinilai telah keliru ketika menolak untuk mengikuti perjanjian Trans Pacific Partnership (TPP) dengan Amerika Serikat pada Tahun 2011 lalu.

Sebabnya, Indonesia saat ini mengalami hambatan banyaknya regulasi untuk mengekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) ke negara tersebut. Padahal, sejumlah negara ASEAN lainnya yang mengikuti perjanjian tersebut, khususnya Vietnam, saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat pada ekspor TPT dibandingkan sebelum mengikuti perjanjian.

Hal itu dkatakan Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat di Bandung. “Ketika pemerintah negara lain di ASEAN telah selesai memperhitungkan dan menganalisis keuntungan dan kerugian dari perjanjian TPP, pemerintah Indonesia masih banyak pikir – pikir dan pertimbangan. Akhirnya, sekarang yang dialami adalah ketertinggalan,” katanya.

“Vietnam itu tadinya berada di belakang Indonesia. Akan tetapi, semenjak negara tersebut mengikuti TPP, ekspor TPT mereka terhadap AS telah mencapai US$ 17 miliar pada Tahun 2012 dan menduduki peringkat ke – 2. Padahal, sebelum Vietnam mengikuti TPP, ekspor TPT negara tersebut terhadap AS hanya bisa menduduki urutan ke – 82 pada Tahun 2000,” kata Ade.

Sementara itu, Indonesia hingga saat ini hanya dapat mencapai angka US$ 12 miliar. “Salah satu hambatan yang cukup berpengaruh adalah adanya bea masuk sebesar 15 persen. Di sisi lain, sejumlah negara lain yang mengikuti TPP hanya dikenakan bea masuk sebesar 6 persen,” katanya. Menurut Ade, di ASEAN terdapat sejumlah negara selain Vietnam yang mengikuti perjanjian tersebut yakni Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.

Ade menjelaskan, penolakan Indonesia dalam mengikuti TPP kurang memperhitungkan posisi AS sebagai partner besar dalam bidang ekspor TPT. “Negara tersebut merupakan pangsa pasar yang sangat potensial dan pemerintah kurang memperhitungkan hal tersebut. Mestinya, mereka (pemerintah) menyadari pangsa pasar dan jaringan merupakan hal vital dalam dunia ekspor,” katanya. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS