Harga Kedelai Rp 8.490/Kg Masih Terlalu Tinggi

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Wakil Sekjen Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Ekonomi dan UKM, Hendrik Kawilarang Luntungan menilai belum ada upaya nyata pemerintah mengatasi meroketnya harga kedelai paska aksi mogok produksi nasional perajin tahu dan tempe belum lama ini.

“Sampai saat ini, tak pernah ada respon pemerintah atas masalah hilangnya kesempatan kerja para produsen tempe dan tahu, kendati penghentian produksi dan pemberhentian tenaga kerja telah terjadi di berbagai daerah,” kata Hendrik di Jakarta, kemarin.

Menurut dia langkah Kementerian Perdagangan yang melakukan penetapan harga khusus kedelai dalam bentuk harga jual pemerintah sebesar Rp 8.490 per kilogram, pun masih terlalu tinggi dan tidak terjangkau oleh industri berbasis kedelai yang rata-rata berasal dari industri rumahan.

Bahkan, tambahnya penetapan tanpa tindakan pengawasan yang serius ini, justru membuka peluang importir mengambil untung dengan menjual stok kedelai sebelum depresiasi rupiah dengan harga baru sesuai ketetapan pemerintah. “Ironis, ketika pengrajin tahu tempe menjerit, para importir kedelai justru diduga mengambil keuntungan dari krisis kedelai ini,” tegasnya.

Padahal, ungkap Hendrik, krisis kedelai telah menjadi problem nasional dan berimbas langsung pada masyarakat. Tidak hanya konsumen, tetapi juga nasib sekitar 1,5 juta pekerja tahu dan tempe yang langsung berkecimpung memproduksi tempe dan tahu di Indonesia.

Demonstrasi para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) produsen tahu dan tempe beberapa waktu lalu, adalah cara terakhir kelompok usaha kecil ini mempertahankan kelangsungan ekonomi dan kehidupan mereka.

“Perindo mendesak pemerintah agar menyikapi secara serius tuntutan para pelaku UKM ini, dan menjamin nasib jutaan pelaku usaha dan keluarga yang mereka hidupi,” katanya. (red/sis)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS